Abstract:
Motorola adalah perusahaan pertama yang memproduksi ponsel pada
tahun 1991 dan di tahun 2014, motorola di akuisisi oleh Lenovo Group Holding dan
berubah nama menjadi Moto dengan tujuan untuk memproduksi smartphone Lenovo pada
segmen high-end (kelas tertinggi) atau flagship (kelas unggulan). Di tahun 2016 Moto
menghadirkan Moto Z dengan diferensiasi produk utamanya dari segi tampilan luar
(bentuk, ukuran, ketebalan, dan desain), dari segi fitur (spesifikasi), dan terobosan terbaru
dari segi sistem modular pertama pada sebuah smartphone guna meningkatkan kemampuan
dari Moto Z sendiri. Kehadiran sistem modular ini diperkuat dengan hadirnya Moto Mods.
Target pasar Moto Z berdasarkan customer value yang ditawarkan adalah generasi milenial.
Diawal peluncurannya tahun 2017 di Indonesia terjadi permasalahan dari segi harga yang
terus menurun dalam jangka waktu singkat sehingga menimbulkan spekulasi penulis
bahwa kehadiran Moto Z dengan segudang diferensiasinya kurang diminati konsumen.
Dari keterangan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai
pengaruh diferensiasi produk Moto Z terhadap minat beli konsumen smartphone dan
penelitian ini difokuskan kepada generasi milenial yang berada di Kota Bandung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk
Moto Z terhadap minat beli konsumen smartphone generasi milenial di Kota Bandung.
Variabel independen yang digunakan adalah variabel diferensiasi produk dengan dimensi
bentuk, fitur, mutu kinerja, mudah diperbaiki, gaya, dan rancangan berdasarkan teori Kotler
& Keller (2009:9). Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah variabel minat
beli berdasarkan teori Schiffman dan Kanuk (2007:470-471).
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dan
eksplanatori. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi
literatur, dan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden merupakan generasi milenial
pengguna smartphone. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan
analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel diferensiasi produk dengan
dimensi bentuk (X1), gaya (X5), dan rancangan (X6) memiliki pengaruh positif terhadap
variabel minat beli (Y). Besarnya pengaruh masing-masing variabel X terhadap variabel Y
yaitu bentuk sebesar 0.219, gaya sebesar 0.430, rancangan sebesar 0.731. Berdasarkan hasil
analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa generasi milenial di Kota Bandung lebih tertarik
pada smartphone yang memiliki perbedaan (diferensiasi produk) dan keunggulan atau nilai
lebih (customer value) dari segi tampilan luar (bentuk, ukuran, ketebalan, dan desain),
kenyamanan saat digunakan, dan kinerja dibandingkan fitur (spesifikasi), smartphone yang
mudah diperbaiki, dan diferensiasi yang belum teruji kemampuannya secara langsung
(sistem modular dan Moto Mods).