Abstract:
Industri ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor yang potensial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam industri ekonomi kreatif salah satu penyumbang laju pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah industri fesyen. industri busana muslim merupakan salah satu industri fesyen yang berkembang di Kota Bandung. Banyaknya industri busana muslim di Kota Bandung mengharuskan pelaku usaha untuk melakukan inovasi secara terus-menerus pada produknya agar dapat bertahan dari ketatnya persaingan yang disebut sebagai kapabilitas inovasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kapabilitas inovasi dari 10 perusahaan busana muslim di Kota Bandung. Kapabilitas inovasi merupakan kemampuan untuk menciptakan atau mengembangkan inovasi terus-menerus dalam produk maupun pelayanan serta metode yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar maupun untuk kemajuan perusahaan itu sendiri. Terdapat tujuh dimensi untuk mengukur kapabilitas inovasi menurut Saunila (2017), yaitu Leadership, Structures, Work Well-Being, Know-How, Regeneration, External Knowledge, dan Employee Activity. Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif dengan metode kualitatif yang diperoleh dari wawancara dan observasi terhadap objek penelitian. Sampel pada penelitian ini adalah 10 perusahan busana muslim di Kota Bandung yang diperoleh dengan cara convenience sampling. Hasil wawancara kemudian dianalisa menggunakan scoring rubric. Hasil dari analisa deskriptif menunjukkan bahwa pada umumnya kapabilitas inovasi pada industri busana muslim di Kota Bandung sudah dilakukan dengan baik. Dimensi kapabilitas inovasi sudah terlihat baik berdasarkan scoring rubric adalah Know-How. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil pengukuran scoring rubric terhadap 10 perusahaan dengan indikator yang terpenuhi pada setiap dimensi. Berdasarkan hasil analisis dari setiap dimensi, diperlukan beberapa peningkatan. Para pelaku industri busana muslim harus meningkatkan dimensi Employee Activity, Leadership, dan Work Well-Being. Oleh karena itu, pelaku usaha perlu untuk memprioritaskan peningkatan pada dimensi tersebut terlebih dahulu sebelum melakukan peningkatan pada dimensi lainnya.