Abstract:
Persaingan dalam dunia industri semakin kompetitif, sehingga setiap perusahaan dituntut
untuk melakukan proses produksi yang lebih baik, karena kegiatan produksi merupakan
suatu kegiatan yang sangat penting. CV Merak Mas merupakan sebuah perusahaan yang
memproduksi kemeja berdasarkan pesanan. Namun, berdasarkan wawancara dengan
pemilik dari CV Merak Mas, diketahui bahwa perusahaan menghadapi masalah dalam
persentase produk cacat yang tinggi melebihi batas toleransi yang telah ditetapkan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Jenis penelitian
yang digunakan adalah business research. Jenis data yang digunakan adalah data primer
dan data sekunder. Teknis pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara dan pengumpulan dokumen perusahaan. Untuk mengetahui jenis kecacatan
yang dominan digunakan diagram pareto, dan untuk mengetahui penyebab terjadinya
kecacatan digunakan diagram sebab akibat.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, jenis kecacatan terbanyak
yang terjadi adalah jahitan tidak rapih sebesar 42,77%, kemudian ada benang sisa sebesar
25,48%, dan posisi kantung salah sebesar 12,47% pada tahun 2017. Hasil dari diagram
sebab akibat menyatakan bahwa faktor terbanyak yang menyebabkan terjadinya kecacatan
adalah faktor manusia.
Saran tindakan perbaikan yang sebaiknya diambil oleh CV Merak Mas yaitu
melakukan pelatihan kepada penjahit yang belum mahir, dan harus lebih sering diawasi
agar terhindar dari jenis kecacatan jahitan tidak rapih, mesin yang sudah tua harus selalu
dikontrol dan segera diperbaiki bila ada kerusakan dan juga membuat jadwal rutin untuk
melakukan pemeliharaan mesin, membeli benang yang memiliki kualitas bagus serta tidak
menyimpan benang terlalu lama di gudang, membuat dan menempel POB di tempat
produksi agar para karyawan dapat mengetahui standar-standar saat akan melakukan
proses produksi, penjahit dan karyawan diberikan peringatan tegas agar tidak terburu-buru
dalam melakukan pekerjaan, memberikan gunting baru pada karyawan lebih cepat, misalnya
menjadi 3 minggu sekali atau 2 minggu sekali, menambah lampu yang bisa ditaruh di meja
tempat proses penyelesaian sehingga karyawan bisa melihat dengan jelas benang yang
masih menempel ketika kain berwarna gelap, kepala produksi memperhatikan jam kerja dan
mengingatkan kapan karyawan bisa beristirahat agar mata tidak lelah terutama saat
karyawan bekerja lembur, bisa juga dengan memberikan camilan atau minuman, mengganti
metode pengukuran dari tali ukur menjadi karton yang sudah disesuaikan ukurannya,
sehingga penjahit tidak perlu kesusahan melihat angka pada tali ukur, menambah lampu
yang bisa ditaruh di setiap meja tempat jahit agar penjahit bisa melihat dengan lebih jelas
ketika kain berwarna gelap.