Abstract:
Kota merupakan produk kolektif masyarakat sepanjang sejarah kota, tertera dalam tatanan fisik spesial yang menggambarkan kualitas intervensi dan konservasi oleh masyarakat kota. Tatanan ruang kawasan kota (urban spatial form) mengakomodasika dinamika kehidupan budaya kota yang kompleks pada masa lalu, kini, juga untuk waktu mendatang, menawarkan potensi sekaligus permasalahan bagi kota.
Potensi urban spatial form selalu berubah-ubah mengikuti perkembangan, acapkali tidak selaras dengan tuntutan kebutuhan melahirkan permasalahan kota. Intervensi ini cenderung terus terjadi, sangat mewarnai transformasi fisik spasial kawasan. Tatanan fisik spasial kawasan mengalami pengujian terhadap tuntutan kehidupan kota; yang tidak memenuhi cenderung ditinggalkan atau diubah, sedangkan yang kondisional dapat bertahan dan akan terus teruji.
Disini pentingnya suatu perencanaan dan pengelolaan terhadap tatanan fisik sepasial kawasan oleh pihak penguasa kota. Kebijakan politik kota harus terus dievaluasi menyesuaikan dengan potensi struktur fisik kawasan. Untuk evaluasi berkala tersebut, perlu diketahui data dikaji sebagai masukan dalam prediksi perencanaan usulan program, solusi dan arah kebijakan pengelolaan bagi kawasan tersebut.
Kota Bandung tumbuh sebagai kota montase dengan kawasan urban heterotropik yang berkarakter hetero-zoning menggambarkan 'work-play','live-work',and 'play-live' kehidupan masyarakatnya. Tatanan fisik spasial kawasan pusat kota, khususnya kawasan perdagangan sangat dipengaruhi dinamika kehidupan kota diatas, sepanjang masa mengalami pengkondisian pertumbuhan atau kemunduran. berbagai kepentingan aspek ekonomi, sosial-budaya, politis dan teknologi kota, terkulminasi dalam transformasi fisik-spesial kawasan tersebut. Fenomena menunjukan kapasitas struktural tatanan fisik spasial kawasan pusat kota cenderung terbebani oleh muatan landuse kawasan secara tidak seimbang, melahirkan kepadatan, urbanisasi, koherensi visual, fragmentasi dan melahirkan tipe-tipe bangunan individualistik, yang cenderung menghilangkan karakter identitas arsitektur kota setempat.
Tatanan pusat kota Bandung saat ini pada dasarnya memiliki karakteristik sejarah yang kuat, heterogenitas tinggi,individualistik dan tidak memiliki sistem kontrol yang jelas untuk urban spatial form, memerlukan suatu gagasan formasi 'New CBD', merupakan upaya urban renewal untuk kawasan perdagangan pusat kotanya sebagai penunjang dalam mewujudkan citra sebuah kota wisata belanja.
Untuk para arsitek dan perancang kota, montase kota ini tidak lagi menuruti model alam atau mesin, tetapi menuruti masa lalu atau sejarahnya. Dengan demikian perkembangan dan pembangunan kotapun perlu didasarkan pada apa yang telah ada sehingga menjamin kesinambungan fungsi, karakter serta identitasnya.
Penelitian Gagasan Formatif 'New CBD' Kota, Identifikasi Potensi Urban Spatial Form Kawasann Perdangan Pusat Kota ini, merupakan salah satu penelitian kualitatif dari sudut wawasan arsitektur kota dan konsepsi perancangan arsitektur terhadap permasalahan tenaga-tenaga peneliti labroratorium Arsitektur kota dan Desain Perkotaan (ARKODEKO)/KBI Morfologi Perkotan dan Perumahan - Jutusan Arsitektur - Fakultas Teknik Unpar. Hasil Penelitian arsitektur ini merupakan sumbangan pemikiran akademik bagi pengelolaan kota, yang diharapkan dapat berguna sebagai salah satu pertimbangan dalam merumuskan kebijakan politik kota khususnya di kawasan tersebut.