dc.description.abstract |
Budaya organisasi merupakan hal yang melekat pada setiap organisasi, juga merupakan fondasi yang penting dalam keberhasilan organisasi. Robbins (1996:294) juga menyatakan salah satu fungsi budaya organisasi adalah mempermudah timbulnya komitmen. Penelitian ini dilakukan untuk memetakan dan mengetahui tingkat perbedaan budaya organisasi saat ini dan harapan karyawan pada PT Aplikanusa Lintasarta Bandung dengan menggunakan Organizational Culture Assesment Instrument (OCAI) serta mengetahui hubungan antara gap budaya organisasi dengan komitmen pegawai. Data penelitian didapat melalui wawancara, dokumen perusahaan, dan kuesioner yang terdiri dari 57 pertanyaan dengan jumlah responden 17 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi dominan pada PT Aplikanusa Lintasarta Bandung adalah market culture, dimana tipe tersebut memiliki skor tertinggi yaitu 30.64 untuk kondisi saat ini dan 31.47 untuk kondisi yang diharapkan. Selain itu, terdapat tingkat gap yang signifikan pada tipe budaya adhocracy dan hierarchy maka diperlukan pemikiran-pemikiran lebih lanjut dalam penerapan budaya di masa mendatang. Tingkat komitmen yang dimiliki pegawai PT Aplikanusa Lintasarta Bandung adalah sebagai berikut affective commitment 35%, continuance commitment 65%, normative commitment 59%, sehingkat tingkat tertinggi ada pada continuance commitment. Gap budaya dan tingkat komitmen juga memiliki memiliki tingat korelasi yang sangat signifikan.
Berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis ingin memberikan saran kepada perusahaan untuk mengkaji kembali budaya yang diterapkan, karena ketidaksesuaian antara apa yang diterima dan apa yang diharapkan oleh pegawai akan berdampak pada komitmen pegawai yang nantinya akan mempengaruhi keefektifan perusahaan dalam jangka panjang. |
en_US |