Abstract:
Di era internet sekarang ini tingginya tuntutan konsumen akan kualitas, pelayanan , harga dan kecepatan pada suatu barang atau jasa membuat para pengusaha berusaha untuk menjadi lebih unggul dibanding pesaingnya. Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan merupakan hal yang penting bagi terlaksananya proses produksi. Time study merupakan bagian dari penentuan waktu produksi, dimana time study merupakan suatu metode pengukuran kerja secara kuantitatif dengan mengamati seorang pekerja, mencatat waktu kerja dan menentukan nilai dengan memasukkan rating factor dalam perhitungannya. Time study dapat menghasilkan standar waktu produksi, dengan demikian time study diharapkan dapat menentukan standar waktu produksi yang tepat untuk proses produksi di perusahaan.
Waktu produksi dapat mengidentifikasi dan mengelompokkan aktivitas berdasarkan lamanya proses pengerjaan. PERT dan CPM adalah dua teknik analisis jaringan atau aktivitas dalam rangka memprediksi waktu total dan mengidentifikasi aktivitas kritis dalam sebuah proyek. Aktivitas kritis merupakan aktivitas dengan waktu pengerjaan terpanjang. PERT dan CPM pada dasarnya digunakan dalam menjalankan sebuah proyek, namun teknik ini pernah digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas kritis perusahaan serupa. PERT dan CPM menghitung waktu produksi berdasarkan waktu pengerjaan normal tanpa memasukkan waktu tambahan atau waktu cadangan. Dengan demikian PERT dan CPM diharapkan dapat mengidentifikasi aktivitas kritis sehingga perusahaan dapat menentukan strategi agar aktivitas kritis tersebut tidak akan mengganggu jalannya proses produksi.
Jenis penelitian kali ini adalah penelitian deskriptif analisis dengan menggunakan metode penelitian observasi dan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara. Karena keterbatasan data dan salah satu teknik dalam metode time study maka terdapat beberapa data yang diambil dengan menggunakan work sampling.
Hasil penelitian ini menghasilkan standar waktu produksi untuk setiap aktivitas dan memperlihatkan bahwa seluruh kegiatan dalam proses produksi industri garmen memiliki aktivitas kritis.