Abstract:
Dewasa ini, persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Perusahaan bersaing dengan perusahaan dalam negeri dan perusahaan luar negeri. Perusahaan harus mampu mengelola aktivitasnya sebaik mungkin agar dapat bersaing dan mencapai tujuannya. Secara umum tujuan perusahaan adalah untuk mendapatkan laba dan menjaga keberlangsungan usahanya. Aktivitas perusahaan sebaiknya dilakukan dengan efektif dan efisien. Untuk menilai bagaimana aktivitas perusahaan yang dijalankan perusahaan peneliti melakukan pemeriksaan operasional. Peneliti melakukan pemeriksaan operasional terhadap proses produksi perusahaan manufaktur.
Pemeriksaan operasional merupakan proses menganalisis operasi dan aktivitas perusahaan untuk mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan berkelanjutan. Perencanaan produksi merupakan suatu fungsi yang menentukan batas-batas dari kegiatan perusahaan di masa yang akan datang. Pengendalian produksi merupakan kegiatan untuk mengoordinasikan aktivitas-aktivitas pengerjaan atau pengelolaan agar waktu penyelesaian yang telah ditentukan terlebih dahulu dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Produksi dapat diartikan sebagai suatu proses yang mentranformasi masukan menjadi hasil keluaran.
Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah deskriptif. Sumber data yang digunakan peneliti adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa wawancara dan observasi sedangkan data sekunder yang didapat peneliti adalah jenis produk, jumlah barang yang diproduksi, jumlah barang cacat, dan jenis kecacatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah studi lapangan dan studi literatur. Studi lapangan berupa wawancara, observasi, dan analisis data. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Analisis data kuantitatif yang dilakukan peneliti adalah perhitungan kerugian akibat produk cacat. Analisis data kualitatif yang dilakukan adalah analisis terkait kebijakan, proses produksi, dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecacatan.
Dari hasil penelitian peneliti mengetahui bahwa tingkat kecacatan produk lebih besar dari batas tingkat kecacatan yang telah ditetapkan. Peneliti menghitung kerugian akibat produk cacat selama bulan Juni sampai Agustus 2017, yaitu sebesar Rp33,092,798. Terdapat dua temuan yang didapat setelah melakukan penelitian. Temuan pertama adalah proses produksi belum berjalan dengan optimal dan temuan kedua adalah sarana dan prasarana yang digunakan kurang mendukung proses produksi perusahaan. Peneliti memberikan rekomendasi kepada perusahaan terkait kebijakan yang dapat diterapkan perusahaan. Selain itu, peneliti juga memberikan rekomendasi terkait sarana dan prasarana yaitu untuk menambah penerangan pada bagian pencetakan dan pencelupan, menyediakan kendaraan yang cukup untuk mengirim pesanan, atau membuat perjanjian dengan perusahaan jasa pengiriman.