Abstract:
PT Rentang Buana Niagamakmur merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di industri kasur. Perusahaan memproduksi dua jenis kasur, yaitu kasur busa dan kasur pegas. Kasur pegas sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu kasur pegas twin dan kasur pegas matras. Dalam memproduksi kasur, proses produksi perusahaan harus berjalan dengan baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dan biaya untuk mencapai tujuan tersebut efisien. Akan tetapi, hingga saat ini, proses produksi perusahaan masih mengalami masalah sehingga target produksi seringkali tidak tercapai dan biaya produksi perusahaan seringkali melebihi target biaya yang direncanakan. Dengan tidak tercapainya target produksi dan besarnya biaya produksi maka laba perusahaan menjadi tidak optimal. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan pemeriksaan operasional terhadap proses produksi dalam upaya mencapai target produksi dan menurunkan biaya produksi perusahaan agar laba perusahaan dapat menjadi optimal.
Pemeriksaan operasional adalah suatu proses menganalisis kegiatan operasi perusahaan berdasarkan prosedur dan metode operasinya untuk menilai efektivitas dan efisiensi dari kegiatan tersebut. Proses produksi adalah suatu cara untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang dimiliki oleh perusahaan. Proses produksi perusahaan harus dapat berjalan dengan baik, yaitu harus dapat mencapai target atau tujuan yang diinginkan perusahaan (efektif) serta menggunakan sumber daya seoptimal mungkin (efisien).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi deskriptif. Peneliti pertama-tama menentukan topik penelitian yang diteliti, menentukan rumusan masalah, dan menentukan sumber data yang dapat diperoleh. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah studi lapangan dan studi literatur. Setelah mengumpulkan data, peneliti melakukan analisis dengan menggunakan fishbone diagram.
Melalui pemeriksaan operasional yang telah dilakukan, peneliti menetapkan critical problem berupa tidak tercapainya target produksi dan besarnya biaya produksi perusahaan khususnya pada proses produksi kasur pegas matras. Dalam satu tahun, yaitu selama bulan November 2016 sampai dengan Oktober 2017, perusahaan hanya dapat memproduksi kasur pegas matras sebanyak 4.730 unit, sedangkan target yang harus dicapai adalah 5.610 unit. Peneliti melakukan analisis menggunakan fishbone diagram untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target produksi dan besarnya biaya produksi kasur pegas matras perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah faktor manpower, method, material, dan machine. Melalui analisis tersebut, peneliti melakukan perhitungan atas besarnya pemborosan biaya produksi perusahaan. Perusahaan mengalami kerugian akibat rusaknya mesin pembuat pegas selama bulan Agustus 2017 sampai dengan Oktober 2017, yaitu sebesar Rp7.918.876. Perusahaan juga mengalami kerugian akibat kain quilting yang cacat selama bulan Agustus 2017 sampai dengan Oktober 2017, yaitu sebesar Rp55.400. Selain itu, perusahaan juga mengalami pemborosan biaya tenaga kerja akibat kualitas produk jadi yang tidak sesuai selama bulan Agustus 2017 sampai dengan Oktober 2017, yaitu sebesar Rp173.679, sedangkan pemborosan biaya bahan baku berupa benang akibat kualitas produk jadi yang kurang baik selama bulan Agustus 2017 sampai dengan Oktober 2017 adalah sebesar Rp100.000. Pada akhir penelitian, peneliti memberikan rekomendasi dan saran kepada perusahaan agar proses produksi kasur pegas matras perusahaan dapat berjalan dengan lebih baik, yaitu memberikan training secara lebih sering, memperketat peraturan perusahaan, membuat aturan terkait pencapaian target produksi, mengevaluasi kembali supplier dan membuat perjanjian dengan supplier, dan mengganti mesin pembuat pegas yang lama dengan yang baru.