Abstract:
Shampoo merupakan produk perawatan rambut dengan penjualan terbesar dibandingkan dengan produk lainnya. Pada awal tahun 1930, shampoo ditemukan dan berkembang pesat seiring dengan adanya surfaktan sintetis, yang menyebabkan bahan- bahan alami pembersih rambut pun mulai ditinggalkan. Shampoo dengan surfaktan sintetis ini jauh lebih praktis digunakan namun berdampak buruk bagi lingkungan dan dapat mengganggu kesehatan manusia seperti munculnya iritasi kulit dan alergi. Buah lerak (Sapindus rarak) merupakan tanaman yang banyak ditemui di Indonesia dan berpotensi sebagai pembersih alami karena kandungannya yang kaya akan saponin. Pemanfaatan buah lerak yang minim di Indonesia membuat buah lerak belum dibudidayakan dan masih dijadikan sebagai tanaman sampingan saja. Penelitian ini akan difokuskan untuk memformulasikan shampoo dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan dan bahan alami lainnya berupa buah lerak (Sapindus rarak), minyak atsiri limonene dan jus buah lemon. Formulasi shampoo ini pun akan dikombinasikan dengan surfaktan sintetis non-ionik tween dan texapon untuk memenuhi permintaan pasar. Surfaktan sintetis yang digunakan merupakan jenis surfaktan yang dapat ditoleransi oleh kulit dan yang paling ringan dibandingkan dengan jenis surfaktan lainnya.
Formulasi shampoo dilakukan dengan mencampurkan saponin dari buah lerak (Sapindus rarak) dengan surfaktan tween dan texapon untuk mendapatkan perbandingan yang paling optimum di mana penggunaan tween seminim mungkin dengan kinerja shampoo yang diharapkan dapat menyamai shampoo sintetis. Buah lerak, texapon, dan tween berfungsi sebagai surfaktan dan penghasil busa. Formulasi dilakukan dengan cara pencampuran semua bahan secara batch dengan pengontakkan secara dispersi. Suhu dijaga 60oC menggunakan thermostat dan water bath untuk mempermudah proses pencampuran. Komponen pendukung lainnya seperti conditioning agents, digunakan minyak atsiri limonene yang terkandung di dalam minyak lemon. Selain sebagai conditioning agents, minyak atsiri limonene juga berperan sebagai pewangi dan pengawet. Jus buah lemon berperan sebagai agen pengompleks (sequestering agents) dan pengatur pH. Larutan gelatin digunakan sebagai bahan pengental, dan untuk pelarutnya digunakan air distilasi. Serbuk buah lerak (Sapindus rarak) berukuran -40+80 mesh diaduk dalam air menggunakan motor pengaduk dengan kecepatan 100 rpm selama 2 jam, yang kemudian airnya digunakan untuk formulasi shampoo sesuai dengan komposisi optimum yang telah diperoleh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan limonene pada level komposisi surfaktan rendah (20,00% v/v) menyebabkan penurunan nilai detergency. Penambahan komposisi surfaktan (20,00 – 35,00% v/v) dalam formulasi shampoo menyebabkan tegangan permukaan larutan shampoo semakin mendekati kondisi cmc. Penambahan komposisi surfaktan (20,00 – 35,00% v/v) menyebabkan viskositas shampoo semakin meningkat, sedangkan penggunaan rasio saponin dalam formulasi shampoo menyebabkan shampoo menjadi lebih encer. Penambahan komposisi surfaktan (20,00 – 35,00% v/v) menghasilkan volume busa yang semakin banyak, sedangkan penggunaan rasio saponin dalam formulasi shampoo mengakibatkan volume busa bertambah menjadi lebih banyak. Komposisi optimum dari formulasi shampoo herbal yaitu 32,8% v/v surfaktan dan 0,22% v/v minyak atsiri limonene dengan desirability 0,671. Rasio optimum penggunaan tween dan saponin adalah 0,21 dengan desirability 0,469.