Abstract:
Perkembangan wisata kuliner di kota Bandung dewasa ini semakin pesat. Hal ini
dapat dilihat salah satunya dengan semakin banyaknya coffee shop baik yang berkelas
biasa maupun mewah. Pada tahun 2017 saja di Kota Bandung jumlah coffee shop yang
baru ada 16 toko. (https://www.pergidulu.com/coffee-shop-baru-bandung-2017/).
Banyaknya jumlah coffee shop tersebut mengakibatkan tingkat persaingan antara coffee
shop semakin tinggi. Perkembangan bisnis coffee shop membawa konsekuensi semakin
diperhatikannya pengembangan penerapan strategi pemasaran yang lebih kompetitif.
Armor Kopi Leuit sendiri merupakan salah satu coffee shop yang memiliki
desain berbeda dengan coffee shop lainnya. Namun untuk menarik konsumen untuk
melakukan pembelian ulang tidak cukup dengan desain yang berbeda saja. Ada beberapa
permasalahan yang membuat konsumen tidak berniat untuk melakukan pembelian ulang.
Strategi yang dapat digunakan untuk membuat konsumen datang dan membeli kembali
produk Armor Kopi Leuit salah satunya adalah atmosfir toko.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah atmosfir toko yang
diberikan Armor Kopi Leuit memiliki pengaruh terhadap niat beli ulang konsumen.
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis linier berganda.
Metode sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan kriteria
bahwa mereka pernah datang dan melakukan pembelian Armor Kopi Leuit, dan berusia
antara 16-35 tahun.. Jumlah responden adalah sebanyak 120 orang.
Hasil dari analisis regresi ini memperlihatkan bahwa dari 4 dimensi yang ada di
atmosfir toko Armor Kopi Leuit, hanya ada 1 yang berpengaruh secara signifikan
terhadap niat beli ulang yaitu general exterior. Melalui hasil ini dapat dikatakan bahwa
Armor Kopi Leuit ini sudah memiliki atmosfer toko yang cukup baik menurut para
konsumennya dan mampu menjadi coffee shop yang dapat membuat pengguna mereka
melakukan niat beli ulang. Berdasarkan hasil analisis, atmosfir toko Armor Kopi Leuit
sebesar 2% berpengaruh terhadap niat beli ulang. Hal ini dapat menjadi pertimbangan
perusahaan untuk dapat mengimprovisasi strategi pemasaran lain dalam pengaruhnya
terhadap niat beli ulang.