Abstract:
Secara geografis, menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung menjadi salah satu kota yang memiliki jumlah restoran cukup tinggi dan meningkat setiap tahunnya. Salah satu restoran di Kota Bandung yang banyak diminati oleh masyarakat yaitu Karniv.012 Resto. Berdasarkan pengamatan peneliti, Karniv.012 Resto memiliki jumlah pengunjung yang cukup tinggi setiap harinya baik weekdays ataupun weekend. Dengan tingginya jumlah pengunjung, Karniv.012 Resto harus dapat mengendalikan persediaannya terutama pada daging sapi mentah sebagai bahan baku utama. Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk menganalisis pengendalian persediaan pada daging sapi mentah di Karniv.012 Resto.
Metode penelitian ini termasuk dalam metode kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif analitis. Pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara tidak terstuktur dengan Resto Manager Karniv.012 Resto. Teknik analisis data penelitian yaitu menggunakan metode peramalan persediaan kuantitatif dan model Economic Order Quantity (EOQ). Peramalan persediaan digunakan sebagai salah satu perencanaan dalam mengendalikan persediaan. Model EOQ bertujuan untuk mengetahui kuantitas pemesanan dengan optimal dan meminimalkan biaya persediaan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa metode peramalan linear trend projections memiliki tingkat kesalahan terendah untuk peramalan Bulan April 2017. Pada Bulan Maret 2017, biaya persediaan yang terjadi di Karniv.012 Resto yaitu sebesar Rp400.509.285. Sedangkan, dengan model EOQ menghasilkan kuantitas pemesanan yang optimal yaitu sebesar 579,09 kg dan biaya persediaan sebesar Rp305.293.162. Maka, dapat disimpulkan jika Karniv.012 Resto menggunakan model EOQ dalam pengendalian persediaannya akan meminimalkan biaya persediaan sebesar Rp95.216.123.
Pada bulan berikutnya, Karniv.012 Resto sebaiknya mencoba untuk menerapkan metode peramalan linear trend projections dan model EOQ sebagai metode pengendalian persediaannya. Karena hal tersebut telah diperhitungkan akan meminimalkan jumlah biaya persediaan dan menghasilkan kuantitas pesanan yang optimal sehingga, pengendalian persediaan tersebut menjadi lebih efisien.