Abstract:
Tanaman bintaro merupakan tanaman yang berasal dari daerah tropis seperti Asia,
Australia, Madagaskar biasanya digunakan untuk tanaman hias, penghijauan, bahan baku
kerajinan tangan, atau peneduh di dalam kota. Buah dari pohon bintaro ini memiliki racun
sehingga tidak dapat dikonsumsi, namun kandungan selulosa dan ligninnya yang tinggi
dapat dimanfaatkan untuk bahan baku lignoselulosa. Fokus pada penelitian ini adalah
untuk memisahkan komponen selulosa dan lignin buah bintaro dengan perlakuan dengan
metode kimia, yaitu metode alkali.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau penggunaan pretreatment alkali yang
paling efektif dalam memisahkan selulosa dan lignin buah bintaro dengan variasi jenis
alkali, rasio bahan baku terhadap alkali, dan temperatur pemasakan agar didapatkan
perolehan lignin yang sedikit dan selulosa yang maksimal. Metode penelitian yang
digunakan adalah pretreatment alkali. Sebelum pretreatment alkali, buah bintaro
dipersiapkan dengan mengecilkan ukurannya menjadi mesh – 30 + 40. Percobaan
kemudian dilakukan dengan variasi jenis alkali (NaOH dan H2O2 alkali) dengan
konsentrasi 8%-wt pada temperatur 50 ºC dan 80 ºC selama 1 jam. Perbandingan bahan
baku dengan larutan alkali adalah 1:4 dan 1:10 (g/ml). Analisis sampel yang dilakukan
meliputi penentuan kadar lignin dan selulosa buah bintaro dengan Metode Klason dan
Metode Norman-Jenkins.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan pada
perolehan lignin dan selulosa setelah perlakuan alkali adalah jenis alkali. Untuk perolehan
kadar lignin, larutan NaOH menghasilkan kadar lignin tertinggi yaitu 14,50% pada rasio
F:S 1:4 dan temperatur 50 ºC. Untuk perolehan kadar selulosa, larutan H2O2 alkali
menghasilkan kadar selulosa tertinggi yaitu 75,21% pada rasio F:S 1:10 dan temperatur 80
ºC. Rasio F:S tidak berpengaruh secara signifikan pada perolehan kadar selulosa dan lignin
hasil pemisahan dengan metode alkali.