Abstract:
Antioksidan merupakan senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas untuk menghambat reaksi radikal bebas. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan adalah buah kiwi (Actinidia deliciosa). Buah kiwi memiliki kadar vitamin C yang tinggi sebesar 83±6 mg/100 g. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh dari jenis pelarut, rasio massa umpan pelarut dan temperatur dalam perolehan ekstrak buah kiwi dan kemampuan aktivitas antioksidan.
Manfaat dari penelitian ini dalam industri makanan dan farmasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas produk antioksidan dan bagi pemerintah Indonesia untuk membudidayakan tanaman kiwi. Metode yang digunakan adalah ekstraksi padat cair dengan menvariasikan jenis pelarut (etanol, metanol dan air), perbandingan F:S (1:10, 1:15, 1:20) dan temperatur ekstraksi (30oC, 40oC dan 50oC). Rancangan percobaan yang dilakukan percobaan faktorial tiga faktor. Analisa hasil percobaan antara lain aktivitas antioksidan, kadar klorofil, flavonoid dan fenolik total.
Kondisi optimum ekstraksi didapat dengan jenis pelarut etanol 95%, rasio massa umpan pelarut 1:20 dan temperatur ekstraksi 50 oC dengan rendemen sebesar 86,80% dan aktivitas antioksidan dalam IC50 sebesar 15,03 mg/ 10 g terhadap DPPH. Kadar total klorofil terbanyak terdapat pada percobaan pelarut metanol, F: S 1: 10 dan temperatur ekstraksi 30 oC yaitu sebesar 15,9 mg/L. Kadar flavonoid tertinggi didapat pada kondisi ekstraksi dengan pelarut etanol, F:S=1:15 dan temperatur 50oC sebesar 295,47 mg katekin per 100 gram sampel. Kadar fenolik tertinggi didapat pada kondisi ekstraksi dengan pelarut etanol, F: S=1:15 dan temperatur ekstraksi 40oC sebesar 465,36 mg asam galat per 100 gram sampel.