Abstract:
Bagian kulit dari buah manggis merupakan limbah yang tidak dimanfaatkan karena banyak orang yang belum
mengetahui pemanfaatan antioksidan yang terkandung pada kulit buah manggis dan dapat digunakan untuk
menyembuhkan berbagai penyakit. Kulit buah manggis merupakan sumber antioksidan yang sangat potensial untuk
dimanfaatkan. Penelitian terdiri atas perlakuan awal, penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada
perlakuan awal dilakukan pencucian terhadap kulit buah manggis, pengecilan ukuran dengan mesh -20+30, dan
pengeringan kulit buah manggis hingga kadar airnya mencapai ±10% (berat kering). Penelitian pendahuluan
proses ekstraksi dilakukan dengan pelarut etil asetat pada temperatur kamar dan rasio F : S=1 : 15. Tujuan
penelitian pendahuluan untuk mengetahui waktu ektraksi yang dibutuhkan dalam penelitian utama. Variasi dari
penelitian ini yaitu jenis pelarut (etil asetat, aseton dan etanol), temperatur (temperatur kamar, 350C dan 450C) dan
F : S (1:7, 1:10 dan 1:15). Pada penelitian utama proses ekstraksi dilakukan selama waktu yang diperoleh dari
penelitian pendahuluan. Kemudian sampel disaring dengan pompa vakum. Kemudian digunakan alat evaporator
vakum hingga pelarutnya terpisah. Filtrat diambil dan ditimbang kemudian dilakukan analisis antioksidan yaitu
dengan metode DPPH, fitokimia, FTIR dan GCMS. Hasil penelitian menunjukkan rendemen dan aktivitas
antioksidan terbaik dihasilkan dengan menggunakan pelarut etanol pada kondisi temperatur 450C dan F : S=1 : 15.
Dengan melalui analisis menggunakan beberapa metode dapat disimpulkan bahwa antioksidan dari kulit buah
manggis termasuk golongan senyawa flavonoid dengan gugus alkana, alkena, alkohol, haloalkana, cincin aromatik,
eter, asam karboksilat, ester dan fenol serta senyawa yang terditeksi yaitu catechin.