Abstract:
Salah satu sumber minyak nabati potensial yang ada di Indonesia adalah minyak biji kapok (Ceiba pentandra). Minyak ini mengandung banyak gugus siklopropenoid yaitu sebanyak sepuluh persen. Jika minyak ini diubah menjadi biodiesel, pemakaiannya pada suhu tinggi mengakibatkan polimerisasi minyak dan menyumbat injektor mesin. Satu metode yang terkenal efektif untuk mengurangi jumlah gugus siklopropenoid adalah hidrogenasi. Hidrogenasi langsung merupakan metode yang populer, tetapi mahal dan berbahaya. Hidrogenasi perpindahan merupakan metode yang murah dan cocok untuk industri rakyat. Ion format yang bertindak sebagai donor hidrogen berasal dari larutan kuprous ammonium format dan ion Cu+ pada larutan ini berfungsi sebagai ekstraktor untuk memindahkan asam lemak berikatan rangkap dua seperti gugus siklopropenoid dari fasa organik menjadi fasa akuatik. Hal ini membuat reaksi berjalan dalam satu fasa. Tiga jenis katalis dari senyawa metal asetiasetonat dipilih. Katalis-katalis tersebut adalah nikel/tembaga/paladium asetilasetonat. Tujuan utama penelitian ini adalah menyelidiki keefektifan ion Cu+ serta katalis yang terbaik di antara ketiga katalis tersebut. Campuran minyak, katalis, dan larutan kuprous ammonium format dipanaskan dalam water bath dan diaduk dengan magnetic stirrer. Proses dilakukan pada tekanan rendah untuk menghindari polimerisasi minyak. Pada penelitian ini proses
dilangsungkan pada temperatur 65 0C. Penentuan gugus siklopropenoid dapat dilakukan
dengan uji besson sebagai tes awal, dilanjutkan dengan titrasi menggunakan reagen durbetaki
untuk menentukan sisa gugus siklopropenoid dalam minyak. Sebagai tambahan, uji halphen
yang sensitif dilakukan untuk memastikan bahwa pada beberapa variasi gugus siklopropenoid
sudah habis. Proses operasi yang dilakukan terbukti mampu mengeliminasi gugus
siklopropenoid. Kondisi operasi terbaik dan termurah memakan waktu 3 jam menggunakan
katalis tembaga asetilasetonat sebagai katalis.