Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh jenis pelarut , temperatur, perbandingan F:S terhadap kadar vitamin C, kadar antosianin, kadar total polifenol dan aktivitas antioksidan dalam proses ekstraksi antioksidan dari buah naga.
Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari persiapan sampel, penelitian pendahuluan, dan penelitian utama serta analisis.Pada persiapan sampel dilakukan pemilihan, pemotongan buah, pengeringan serta pengecilan ukuran dari buah naga kulit merah daging putih.Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan waktu ekstraksi yang dapat mewakili pada penelitian utama. Penelitian utama menvariasikan jenis pelarut (metanol, etanol, dan air), temperatur (temperatur kamar, 33oC, 40oC), dan perbandingan F:S (1:10, 1:15, 1:20). Variasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut, temperatur, perbandingan F:S dalam proses ekstraksi buah naga dengan menganalisis kadar vitamin C, kadar antosianin, kadar total polifenol, uji aktivitas antioksidan. Rancangan percobaan yang dilakukan ada percobaan faktorial tiga faktor.Rancangan ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh tiga variabel dan interaksi ketiganya.
Hasil penelitian, uji skrining fitokimia menunjukkan ekstrak buah naga kulit merah daging putih mengandung senyawa antosianin, total polifenol, dan flavonoid. Dari hasil analisis varian, pada tingkat kepercayaan 95% diketahui bahwa jenis pelarut, temperatur, dan F:S berpengaruh terhadap kadar vitamin C, kadar antosianin, kadar total polifenol, serta aktivitas antioksidan. Hasil kadar vitamin C terbesar yaitu 6,25 mg/50000 ppm ekstrak diperoleh pada kondisi ekstraksi dengan jenis pelarut air, temperatur 40oC dan F:S=1:20. Hasil kadar antosianin terbesar yaitu 193,71 ppm/100000 ppm ekstrak diperoleh pada kondisi ekstraksi dengan jenis pelarut air, temperatur 40oC dan F:S=1:20. Hasil kadar total polifenol terbesar yaitu 365,61 ppm/200000 ppm ekstrak diperoleh pada kondisi ekstraksi dengan jenis pelarut metanol, temperatur 40oC, dan F:S=1:20. Berdasarkan aktivitas antioksidan diperoleh kondisi ekstraksi yang terbaik yaitu dengan jenis pelarut metanol, temperatur 40oC dan F:S = 1:20 (gr/ml). Pada kondisi terbaik ini diperoleh nilai IC50 terkecil (564,21 ppm), kadar vitamin C sebesar 5,37 mg/50000 ppm ekstrak, kadar antosianin sebesar 88,50 ppm/ 200000 ppm ekstrak, kadar total polifenol sebesar 365,61 ppm/200000 ppm ekstrak