Kesesuaian hasil konservasi bangunan SMAN 3 dan 5 Bandung tahun 2017 dengan pedoman konservasi

Show simple item record

dc.contributor.advisor Wigono, Tito Gunawan
dc.contributor.advisor Sihotang, Jonathan Hans Yoas
dc.contributor.author Paramitha, Nadya Wicitra
dc.date.accessioned 2017-11-08T03:39:41Z
dc.date.available 2017-11-08T03:39:41Z
dc.date.issued 2017
dc.identifier.other skp34652
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/3882
dc.description 5879 - FTA en_US
dc.description.abstract Kota Bandung dikenal sebagai laboratorium bangunan cagar budaya yang menjadi identitas tersendiri bagi kota Bandung. Namun, semakin berkembangnya kota, bangunan cagar budaya dianggap menjadi gangguan ditengah perkembangan kebutuhan baru segingga tidak sedikit yang mengalami pembongkaran, perobohan atau beralih fungsi menjadi fungsi komersil. Fenomena tersebut muncul pada bangunan SMAN 3 dan 5 bandung sebagai bangunan cagar budaya golongan A yang sekaligus merupakan living monument yaitu bangunan cagar budaya yang didalamnya terdapat aktivitas rutin penggunanya. Bangunan SMAN 3 dan 5 sejak awal dibangun hingga saat ini tidak mengalami perubahan fungsi, namun fungsi yang diwadahinya semakin berkembang sehinga menimbulkan dampak pada bangunan selaku wadah dari aktivitas tersebut, hal itu menyebabkan berkurangnya nilai-nilai dan makna yang terkandung dalam bangunan, terutama pada nilai arsitekturnya. Oleh karena itu, diperlukan adanya penelitian terkait kesesuaian hasil konservasi kondisi fisik bangunan saat ini (2017) dengan pedoman konservasi yang dibuat pemerintah sebagai upaya untuk melindungi nilai-nilai yang terakandung pada bangunan cagar budaya. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi kesesuaian hasil konservasi pada kondisi fisik SMAN 3 dan 5 saat ini (2017) dengan pedoman, sehingga contoh konservasi yang baik dapat diterapkan pada bangunan lain sedangkan kesalahan-kesalahan yang ada dapat dijadikan pelajaran untuk upaya konservasi kedepannya. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui studi pustaka, observasi di lapangan dan wawancara dengan pihak terkait. Dasar teori yang digunakan adalah teori konservasi berdasarkan pedoman Peraturan Daerah Kota Bandung No.19 tahun 2009, didukung dengan teori arsitektur kontekstual dan teori pemeliharaan bangunan. Berdasarkan penelitian berdasarkan Peraturan Daerah kota Bandung No.19 tahun 2009, ditemukan bahwa terjadi penurunan mutu bangunan SMAN 3 dan 5 Bandung sebagai bangunan cagar budaya golongan A karena adanya pembongkaran dan penambahan massa pada kompleks yang tidak serasi dengan arsitektur bangunan cagar budaya. Namun, secara pemeliharaan elemen fisik bangunan sudah terbilang baik karena masih mempertahankan material dan detail ornamen asli bangunan cagar budaya. en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject Konservasi en_US
dc.subject Cagar Budaya en_US
dc.subject Pedoman en_US
dc.subject Perubahan Fisik en_US
dc.subject Kesesuaian en_US
dc.subject SMAN 3 dan 5 Bandung en_US
dc.title Kesesuaian hasil konservasi bangunan SMAN 3 dan 5 Bandung tahun 2017 dengan pedoman konservasi en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2013420058
dc.identifier.nidn/nidk NIDK8836830017
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0425097903
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account