Abstract:
Persaingan bisnis sangat ketat, sehingga perusahaan harus dapat menghasilkan
produk yang berkualitas yaitu memenuhi kriteria yang diinginkan konsumen. Kualitas
berdampak pada keseluruhan organisasi. Konsekuensi yang paling jelas adalah ketidakpuasan
konsumen yang menyebabkan kerugian perusahaan. Maka dari itu, pengendalian kualitas
merupakan unsur penting dalam proses produksi perusahaan. Pengendalian kualitas dapat
menganalisis tingkat kegagalan produk kaca yang dihasilkan serta mengidentifikasi penyebab
masalah tersebut untuk kemudian ditelusuri sehingga menghasilkan rekomendasi perbaikan
kualitas produksi di masa mendatang.
Sabang Kaca adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan dan pemasangan
kaca dan alumunium. Perusahaan Sabang Kaca berdiri sejak tahun 1981 dan berlokasi di
Jalan Sriwijaya nomor 100, Kota Bandung, Jawa Barat. Walaupun perusahaan Sabang Kaca
telah berdiri selama 36 tahun, perusahaan masih menghasilkan produk yang cacat. Kecacatan
pada produk kaca berkisar antara 7-17% yang menyebabkan kerugian finansial perusahaan
sebesar Rp 109.992.000 pada periode Januari-Desember 2016. Kerugian finansial disebabkan
karena perusahaan melakukan pengerjaan ulang untuk mengganti produk gagal dengan
produk yang baru. Kecacatan produk juga menyebabkan bertambahnya waktu untuk
menyelesaikan pesanan akibat adanya waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan atau
pembuatan produk baru sebagai pengganti produk gagal.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang
menggambarkan jenis-jenis kecacatan dan penyebab kecacatan dengan diagram sebab-akibat.
Sedangkan jenis penelitiannya adalah applied research karena untuk mencari solusi
permasalahan yang dialami perusahaan.
Berdasarkan wawancara kepada direktur perusahaan, kecacatan produk dibagi
menjadi dua kategori, yaitu (1) kecacatan yang dapat diperbaiki dan (2) kecacatan yang tidak
dapat diperbaiki, disebut produk gagal. Jenis kecacatan yang dapat diperbaiki adalah tergores,
sedangkan jenis kegagalan produk ada lima, yaitu (1) kesalahan ukuran kaca, (2) bahan baku
rusak, (3) kesalahan pengeboran, (4) pecah sebagian, dan (5) pecah total. Kuesioner
disebarkan untuk mengetahui perbedaan pendapat mengenai faktor penyebab kegagalan
produk kaca antara direktur perusahaan dengan karyawan produksi dan pemasangan. Dari
hasil kuesioner didapat bahwa karyawan masih ragu-ragu terhadap empat pendapat kepala
produksi mengenai penyebab kegagalan produk kaca.
Perusahaan sebaiknya menyelaraskan pendapat antara direktur perusahaan dengan
pendapat karyawan perusahaan tentang penyebab kegagalan produk kaca. Perusahaan perlu
merencanakan tindakan perbaikan dan pencegahan untuk meningkatkan kualitas dan
mengurangi produk gagal kaca baik dari faktor man, method, machine, environment, maupun
penyebab lainnya dan membuat Standard Operating Procedure untuk proses produksinya.