Abstract:
Glukosa merupakan senyawa yang banyak digunakan sebagai bahan baku industri,
terutama dalam pembuatan fruktosa dan bioetanol, dengan permintaan yang terus
bertumbuh. Sebagai penyusun dari karbohidrat kompleks, glukosa dapat diproduksi melalui
hidrolisis pati. Saat ini, proses hidrolisis pati umumnya dibantu oleh enzim amilase, yang
memiliki inti aktif sepasang gugus karboksilat, disediakan oleh residu glutamat/aspartat pada
molekul protein enzim tersebut. Hidrolisis menggunakan enzim lebih disukai karena sifat
selektivitas reaksi, sehingga produk samping toksik yang dihasilkan minim. Akan tetapi,
pengoperasian hidrolisis pati menggunakan enzim terbatas oleh suhu aktivasi enzim, dan
relatif mahal dibandingkan hidrolisis asam akibat harga enzim yang tinggi. Oleh karena ini,
eksplorasi metode hidrolisis pati alternatif yang murah dan selektif, namun dapat
berlangsung pada suhu rendah menjadi menarik.
Abdillah dan Muslimin (2022) berhasil menggunakan katalis asam glutamat dan
piperazinium dihidrogen sulfat yang berkarakter diasam serta memimik struktur katalitik
enzim hidrolase karbohidrat, untuk menghidrolisis polisakarida holoselulosa dan selulosa
pada suhu moderat-tinggi. Berpijak pada hasil-hasil yang diperoleh para pendahulu,
penelitian ini hendak menguji lanjut performa kedua katalis biomimetik tersebut dalam
menghidrolisis pati (yang memiliki ikatan glikosidik lebih lemah). Pati tapioca, yang
berlimpah dan murah di Indonesia, dipilih sebagai karbohidrat yang dihidrolisis.
Percobaan-percobaan hidrolisis dilakukan selama 3 jam pada suhu rendah yaitu 25oC
dan 50oC. Selain suhu, dilakukan variasi konsentrasi katalis dan variasi jumlah pati yang
dihidrolisis. Keberadaan dan kadar glukosa diperiksa melalui analisis kuantitatif
menggunakan metode DNS. Hasil-hasilnya menunjukkan derajat hidrolisis superfisial dan
perolehan glukosa pada rentang 2,94%-14,63% dan 0,00%-0,04%. Hasil hidrolisis pada
suhu 25oC kurang memuaskan dan tidak menghasilkan glukosa. Kondisi optimum yang
didapatkan dari hidrolisis tepung tapioka kemudian diujikan kembali pada pati yang terdapat
dalam onggok kering dan memang menghasilkan perolehan glukosa nihil.