Abstract:
Mikroplastik merupakan masalah lingkungan yang pelik dan belum tuntas. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), penggunaan plastik di Indonesia mengalami
peningkatan penggunaan sebesar 6 hingga 7% setiap tahunnya. Plastik dapat terdegradasi menjadi mikroplastik. Salah satu mikroplastik berupa polietilen (PE) menyumbang 90% dari keberadaan mikroplastik di lingkungan dan tidak dapat terdegradasi lebih lanjut oleh mikroorganisme sehingga menjadikan mikroplastik PE sebagai polutan lingkungan utama. Kitosan merupakan koagulan biopolimer alami bermuatan kationik yang memiliki gugus amina sehingga dapat dengan mudah berikatan pada partikel koloid bermuatan negatif seperti mikroplastik polietilen. Selama ini, kinerja kitosan sebagai koagulan alami telah diakui seperti dalam pembersihan air dari pewarna dan pembersihan air kotor. Kitosan
berpotensi menjadi koagulan alami yang dapat menangani berbagai masalah yang disebabkan oleh koagulan inorganik dengan biaya yang lebih murah, dan lebih ramah lingkungan. Koagulasi mikroplastik dilakukan menggunakan metode jar test. Kitosan dilarutkan
terlebih dahulu menggunakan pelarut HCl 0,1 M sebanyak 10% dan akuades dalam gelas kimia 1000 mL. Parameter koagulasi divariasikan, berupa pH pada rentang 4−9, dosis koagulan kitosan sebesar 25, 50, 75, 100, 125, dan 150 mg/L serta konsentrasi mikroplastik polietilen sebesar 50, 100, 150, 200, 250, dan 300 mg/L. Respon yang diamati berupa percent removal menggunakan turbidimeter dan morfologi awal maupun akhir dari flok mikroplastik polietilen yang terbentuk menggunakan mikroskop cahaya. Hasil koagulasi terbaik diperoleh pada pH 6 dengan percent removal 77,35%; dosis
koagulan kitosan 100 mg/L dengan percent removal 81,53%; dan konsentrasi mikroplastik polietilen 250 mg/L dengan percent removal 60,35%. Percent removal yang diperoleh cukup tinggi pada kondisi tersebut karena gugus amina pada kitosan yang terprotonasi pada pH 6 minimal sehingga mampu mendestabilisasi mikroplastik polietilen melalui mekanisme charge neutralization, dosis koagulan kitosan yang sesuai sehingga tidak menyebabkan restabilisasi koloid dan konsentrasi mikroplastik polietilen yang cukup sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kontak antara koagulan kitosan dengan mikroplastik
polietilen hingga terbentuk flok.