Abstract:
Black soldier fly (BSF) dengan nama latin Hermetia illucens merupakan sejenis lalat yang tergolong dalam famili Stratiomyidae. Lalat BSF dikenal karena wujudnya dan peran ekologisnya dalam berbagai ekosistem. Maggot atau larva dari lalat BSF dapat mengonsumsi berbagai jenis limbah organik untuk pertumbuh dan berkembang, termasuk limbah
agrikultur, limbah binatang dan manusia, limbah makanan, dan limbah binatang ternak. Maggot akan melakukan biokonversi limbah organik tersebut menjadi biomassa (larva dan hasil sekresi). Setiap jenis limbah yang dikonsumsi oleh maggot memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan dan perkembangan maggot. Faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan maggot adalah iklim, kandungan air sumber makanan, jumlah makanan, ukuran makanan, serta waktu budidaya. Akan tetapi penelitian pengaruh faktor rasio C/N substrat belum banyak ditemukan. Maka dari itu
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh rasio C/N substrat terhadap pertumbuhan dan komposisi kimia maggot, serta terhadap waste reduction index (WRI) dari substrat. Pada penelitian ini, jenis limbah organik yang digunakan untuk pencampuran substrat adalah limbah daun kering, limbah kulit buah, dan limbah sisa makanan. Kandungan makronutrien dari limbah organik berupa kadar protein dan lemak kasar dianalisis terlebih dahulu sebelum pembuatan substrat. Substrat hasil pencampuran limbah organik memiliki rasio C/N 17,89; 18,46; dan 24,85, kadar protein sebesar 16,18%; 18,40%; dan17,75%, serta
kadar lemak kasar sebesar 13,83%; 16,50%; dan 13,13%. Budidaya maggot dilakukan selama 15 hari setelah telur menetas, dimana pemanenan maggot untuk analisis dilakukan setiap 5 hari yaitu pada hari ke-5, 10, dan 15. Analisis yang dilakukan adalah pengukuran panjang maggot, berat maggot, serta analisis komposisi kimia maggot berupa protein, lemak kasar, karbohidrat, abu, dan serat kasar. Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa maggot yang dibudidayakan pada substrat dengan rasio C/N 18,46 serta kandungan lemak dan protein sebesar 16,50% dan 18,40% memiliki berat dan panjang yang paling besar pada masa akhir budidaya, yaitu sebesar 172 g dan 2 cm. Maggot tersebut juga memiliki kadar protein (20,82%), lemak kasar
(20,25%), dan karbohidrat (27,72%) yang paling tinggi, serta kadar abu (10,79%) dan serat
kasar (22,99%) yang paling rendah. Selain itu, waste reduction index (WRI) yang paling
tinggi (79,60%) berasal dari substrat dengan rasio C/N 18,46 serta kandungan lemak dan protein sebesar 16,5% dan 18,40%. Maggot dengan kadar protein dan lemak kasar tertinggi diperoleh maggot setelah 10 hari dibudidayakan.