Abstract:
Berdasarkan konteks skala perkotaan, perkembangan kawasan berbasis keramahan serta keleluasaan berjalan kaki, atau walkability menjadi alternatif pengembangan kawasan dalam mendorong pergerakan kota secara berkelanjutan. Perubahan jalan raya sebagai ruang publik menjadi salah satu fenomena di Kota Tasikmalaya untuk mengenalkan ruang berjalan serta aktivitasnya dalam konteks ruang publik, dengan ruang publik pedestrian pada sebagian ruas Jalan K.H. Zaenal Mustofa dan seluruh ruas Jalan Cihideung. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara ruang pejalan kaki dengan aktivitas yang terbentuk. Setiap elemen fisik yang ada di dalam ruang publik pedestrian akan menciptakan pola aktivitas fisik sehingga pengguna perlu menyesuaikan aktivitas yang akan dilakukan. Namun, hal tersebut kontras antara standar ruang dan persepsi pengguna terhadap aktivitas yang terjadi di dalamnya. Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana kajian aspek keleluasaan pejalan kaki terhadap aktivitas ruang publik pedestrian kawasan ruko. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pembahasan dilakukan dengan observasi kondisi dan fenomena pada lapangan, mencari studi literatur terkait keleluasaan berjalan kaki dan hubungannya dengan aktivitas yang terjadi dalam skala ruang publik dan kawasan perdagangan. Berawal dari metode awal, pengambilan data dilakukan melalui studi lapangan observasi pada objek studi dan wawancara pengguna dari masing-masing lingkup aktivitas. Penggunaan ruang berjalan kaki di lingkungan ruang publik tidak terlepas dari elemen pembentuk keleluasaan pejalan kaki, yakni Kejelasan (Legibility), Skala Manusia (Human Scale), Penghubung (Linkage), dan Kompleksitas (Complexity) sebagai bagian aktivitas manusia dan berperan dalam mendorong perwujudan serta penataan Aktiitas Fungsional, Sosial, serta Rekreasional.