Abstract:
Skripsi ini merupakan sebuah studi yang mendalam tentang tata massa, tata ruang, dan tektonika
dari rumah adat Bolon, yang merupakan bagian integral dari warisan budaya masyarakat Batak Toba di
Indonesia. Fokus utama dari penelitian ini adalah pada tiga rumah adat khas, yaitu Rumah Gorga, Rumah
Sopo, dan Rumah Eper, yang menjadi objek studi kasus untuk menjelajahi karakteristik arsitektural mereka.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-komparatif dengan
metode observasi lapangan dan analisis dokumentasi. Data dikumpulkan melalui survei langsung pada
lokasi, dokumentasi fotografi, dan tinjauan literatur untuk memahami konteks budaya, sejarah, dan
signifikansi rumah adat Bolon dalam masyarakat Batak Toba. Suku Batak terdiri dari enam kelompok yang
sebagian besar menempati daerah Sumatera Utara, terdiri dari Batak karo, Simalungun, Pak pak, toba,
Angkola dan Mandailing. Suku Batak Toba yang bertempat tinggal sebagai penduduk asli di sekitar Danau
Toba di Tapanuli Utara. Pola perkampungan pada umumnya mengelompok. Kelompok bangunan dalam
suatu kampung umumnya dua baris, yaitu barisan Utara dan Selatan. Barisan Utara terdiri dari lumbung
tempat menyimpan padi dan barisan Selatan terdiri dari rumah adat, dipisahkan oelh ruangan terbuka untuk
semua kegiatan sehari-hari.
Hasil penelitian ini mengungkapkan tata massa yang khas dari rumah adat Bolon, yang melibatkan
penggunaan lantai dasar untuk penyimpanan dan tempat hewan, lantai tengah untuk aktivitas sehari-hari,
dan lantai atas sebagai tempat tinggal keluarga inti. Tata ruangnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan
fungsional dan seremonial dalam budaya Batak Toba, mencakup tempat-tempat ibadah dan ruang-ruang
yang digunakan untuk pertemuan sosial.
Selain itu, penelitian ini juga membahas tektonika rumah adat Bolon, dengan penekanan pada
penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi utama, teknik penyambungan kayu, serta elemen-elemen
dekoratif yang khas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah adat Bolon mencerminkan prinsip-prinsip
tektonika yang memungkinkan bangunan tersebut berdiri dengan kokoh sambil mempertahankan nilai
estetika yang tinggi.
Studi kasus pada Rumah Gorga, Rumah Sopo, dan Rumah Eper juga memberikan pemahaman
yang lebih dalam tentang variasi dalam tata massa, tata ruang, dan tektonika antara rumah-rumah adat
Bolon yang berbeda, serta perubahan dan adaptasi yang mungkin terjadi seiring waktu.