Abstract:
Pendidikan anak merupakan aspek penting untuk pembangunan bangsa yang mendukung
pertumbuhan fisik, mental, emosional, dan sosial. Dalam mendukung proses belajar yang optimal,
diperlukan wadah yang aman, nyaman, dengan sarana dan prasarana yang menunjang. Konsep
Sekolah Ramah Anak (SRA) yang mulai dipromosikan oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak (KPPPA) bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung
perkembangan holistik anak, menjadikan sekolah sebagai lingkungan yang aman, bersih, sehat, dan
peduli, yang menjamin hak-hak anak dan melindungi mereka dari kekerasan serta diskriminasi.
Untuk menciptakan lingkungan sekolah yang dapat mendukung perkembangan optimal mereka,
dibutuhkan standar atau panduan Sekolah Ramah Anak (SRA) yang sesuai.
Penelitian ini mengevaluasi implementasi konsep SRA pada bangunan pendidikan Sekolah
Dasar Rumah Belajar Semi Palar dengan metode penelitian analisis evaluatif yang melibatkan
observasi langsung terhadap infrastruktur dan fasilitas pendidikan. Selain itu, metode triangulasi dan
validasi juga digunakan sebagai informasi tambahan dari sudut pandang pengelola, arsitek, serta
pengguna Rumah Belajar Semi Palar. Perancangan matriks dan parameter mengintegrasi dari jurnal
‘Architecture for the Imagination’ dan buku ‘Architecture for Children’, serta Pedoman Sekolah
Ramah Anak, Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar, Standar Ruang Bermain Ramah Anak,
dan buku Sustainable School Architecture, juga pengambilan data objek menggunakan analisis
gambar kerja, gambar 3D, serta foto lokasi. Data diharapkan dapat digunakan untuk mengevaluasi
Arsitektur Pendidikan Anak Sekolah Dasar Rumah Belajar Semi Palar.
Dari penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perancang sekaligus
pengelola memperhatikan aspek ruang serta keberlanjutan, dengan terciptanya ruang-ruang yang
nyaman, memiliki bukaan serta ventilasi yang baik untuk mengurangi pemakaian energi. Terdapat
banyak ruang terbuka sebagai ruang bermain anak, serta beberapa titik sumur resapan sebagai
cadangan kebutuhan air. Bangunan sekolah ini mendapatkan nilai akhir 89.2% dari poin maksimal.
Dengan urutan penilaian pada penilaian skala, bagian Keselamatan (85.7%), bagian Keamanan
(96.4%), bagian Kesehatan (96.1%), bagian Kenyamanan (86.4%), bagian Kemudahan (87.5%),
bagian Keberlanjutan (88.6%). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa walaupun sang arsitek
merancang bangunan ini tidak menggunakan pedoman, hasilnya tetap dapat menunjang para
pengguna.