Abstract:
Apartemen merupakan sebuah hunian dengan bentuk unit-unit yang berdiri di
atas lantai gedung yang tersusun secara vertikal. Susunan vertikal memberikan sebuah
efek pada setiap unit yang memunculkan batasan-batasan pada unit hunian, salah satunya
adalah tingkat optimal pencahayaan alami yang masuk ke dalam setiap unit apartemen.
Saat ini, cukup banyak isu yang muncul tentang keharusan bangunan dalam menghemat
penggunaan energi listrik. Pencahayaan alami sendiri sangat dibutuhkan oleh manusia, di
mana cahaya matahari sangat baik untuk kesehatan pengguna hunian dan ruang yang
terkena paparan cahaya. Penggunaan bukaan besar sudah mulai banyak digunakan pada
perancangan apartemen agar unit kamar mendapatkan cahaya matahari secara optimal.
Apartemen Gateway Pasteur, yang berdiri di kota Bandung, merupakan sampel
dalam penelitian ini dikarenakan memiliki bentuk massa yang unik, dengan memiliki 4
(empat) tower, yaitu Ruby, Jade, Diamond dan Topaz yang berdiri pada lahan seluas 3.5
Ha, apartemen Gateway Pasteur memiliki total unit kamar keseluruhan kurang lebih 800
unit. Pada kasus ini, diambil sampel pada tower Ruby dan Jade. Penelitian ini berfokus
pada pencahayaan alami yang masuk ke dalam unit hunian dengan bentuk massa yang
unik, dengan memperhitungkan intensitas cahaya matahari yang hasilnya berupa lux.
Lalu, memperlihatkan hasil hitungan dari setiap lantai tower yang mendapatkan
pencahayaan alami yang optimal dan pembayangan yang tinggi.
Penelitian ini menggunakan metode simulasi. Aplikasi simulasi yang digunakan
pada penelitian ini menggunakan LightStanza sebagai alat untuk menghitung tingkat
iluminasi pencahayaan alami pada unit hunian terhadap bentuk massa apartemen.
Kemudian hasil analisis dari simulasi pencahayaan alami pada unit hunian akan
dijabarkan secara deskriptif.
Penelitian ini mendapatkan kesimpulan bahwa pencahayaan alami pada unit
hunian memiliki hasil yang berbeda-beda, setiap lantai memiliki nilai tersendiri
dikarenakan perbedaan level dan pengaruh ketinggian bangunan. Terdapat 37 unit hunian
dari 144 unit yang terkena pembayangan dikarenakan pengaruh dari bentukan tower dan
posisi unit yang berada pada sudut mati sehingga kurangnya cahaya masuk secara
optimal. Kurangnya cahaya masuk didominasi oleh tower Ruby. Jika ditinjau melalui
hasil simulasi dan perhitungan melalui rumus, terdapat 74,31% unit yang tidak terkena
pembayangan berlebih.