Abstract:
Di hadapan era globalisasi yang terus berkembang, Bali tetap mempertahankan dan
memperkuat kekayaan budayanya, menciptakan harmoni antara warisan lokal dan tuntutan
modern. Meskipun terpapar pengaruh global, Bali memperlihatkan ketahanan budayanya melalui
seni, tarian, musik, dan arsitektur. Pulau ini mengintegrasikan keberagaman agama Hindu dengan
seni tradisional sebagai ekspresi mendalam dari nilai-nilai mitologis dan religius. Konsep Tri Hita
Karana menjadi landasan utama dalam menjaga keaslian dan integritas budaya Bali, dihadapkan
dengan arus modernisasi.
Penelitian ini fokus pada Restoran Taman Dedari sebagai studi kasus penerapan budaya
Bali dalam desain arsitektur. Patung Dedari menjadi daya tarik utama, menggambarkan narasi
sejarah Rsi Markandeya. Meskipun berhasil menciptakan harmoni, pertanyaan muncul terkait
adaptasi elemen tradisional dengan kebutuhan modern dan pariwisata. Penelitian ini menganalisis
sejauh mana Restoran Taman Dedari berhasil mengintegrasikan budaya Bali dalam desain
arsitektur, terutama dalam aspek Tata Ruang, Sosok, Material, dan Ornamen. Serta menganalisa
penerapan budaya Bali membentuk suasana Restoran Taman Dedari. Penelitian ini diharapkan
memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana desain arsitektur dapat menciptakan
keseimbangan antara kebutuhan modern pada pelestarian budaya dalam konteks budaya Bali.
Taman Dedari mencerminkan wujud budaya Bali melalui pada tata ruang, sosok, material,
dan ornamen, menciptakan lingkungan yang estetis serta bermakna secara spiritual dan sosial.
Konsep "Manik Ring Cucupu" dan "Desa Kala Patra" diterapkan untuk menjaga keseimbangan
alam dan menyesuaikan arsitektur tradisional Bali dengan kebutuhan modern tanpa
menghilangkan esensi budaya. Filosofi "Tri Hita Karana" diwujudkan dalam hubungan harmonis
antara manusia dengan Tuhan, alam, dan sesama. Penerapan budaya Bali menurut sistem fisik,
sosial, dan makna menciptakan suasana sakral dan spiritual yang khas. Penelitian ini
mengungkapkan integrasi budaya Bali dalam arsitektur Restoran Taman Dedari, namun juga
mengakui adanya keterbatasan yang perlu diperhatikan. Penelitian selanjutnya disarankan untuk
mengeksplorasi lebih dalam dengan konteks yang lebih luas, serta dampak dari penerapan konsep
filosofis Bali dalam arsitektur modern untuk memperkuat identitas dan pelestarian budaya Bali.