dc.description.abstract |
Indonesia, pada waktu penulisan ini, akan mencapai perayaan Satu Abad Indonesia merdeka dalam 21 tahun mendatang. Melihat kembali perjalanan 70 tahun kebelakang, banyak sekali pencapaian dan kemajuan di negeri ini yang diperoleh atas hasil jerih payah rakyatnya. Dengan mendekatnya Dirgahayu Republik Indonesia ke-100 tahun sebagai tonggak pencapaian negeri ini merdeka, pemerintah memutuskan untuk merencanakan sebuah persembahan bagi Indonesia dalam wujud Impian dan Visi Indonesia sebagai Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan. Hal itulah yang mendasari Visi Indonesia Emas 2045, yang diharapkan menjadi simpul pengikat elemen bangsa, yang bersama-sama mewujudkan cita-cita bangsa selama dua dekade ke depan. Tindakan nyata pemerintah untuk menjalankan visi tersebut dimulai dengan proses persiapan dan pemindahan Ibu Kota Indonesia, yang semula berada di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta menjadi di Panajem Paser, Kalimantan Timur. Berbagai alasan dan pertimbangan telah diajukan, beragam argumen dan sanggahan telah dilayangkan, namun hal pasti adalah bahwa keputusan tersebut sudah bulat dengan disahkannya Undang- undang No.3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara. Kritik terhadap pemerintah yang dianggap ambisius, meninggalkan tanda tanya bagi permasalahan lain di negeri ini yang belum juga tuntas. Bahkan tidak sedikit yang mengatakan bahwa ini merupakan agenda bisnis besar- besaran segelintir konglomerat di pemerintahan. Terlepas dari seluruh birokrasi negeri ini, keputusan pemindahan Ibu Kota telah menarik banyak perhatian khususnya konsep tematiknya yang mengusung tema Forest City atau kota hutan. Banyak orang berpendapat bahwa konsep tersebut sangatlah baik karena sejalan dengan prinsip sustainable development atau pembangunan berkelanjutan yang selama beberapa dekade lalu di dengung-dengungkan di hampir setiap negara, baik maju maupun berkembang. Sebagian besar orang juga berpendapat bahwa runyamnya DKI Jakarta hanyalah akan membawa hal yang sama bagi Kalimantan Timur. Maka dari itu dalam hal ini, munculah pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang membuat Forest City menjadi berbeda? Dan apa kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan yang begitu di gadang-gadangkan oleh pemerintah? |
en_US |