Abstract:
Parapatan Lima Kota Bandung dibangun antara tahun 1933 dan 1937. Ruas jalan pada Parapatan
Lima merupakan bagian dari jalan Raya Pos Anyer- Panarukan atau disebut Groote Postweg (Jalan
Asia Afrika) yang dibangun pada tahun 1911 oleh Gebernur Jendral Herman Willem Daendels.
Parapatan Lima Kota Bandung saat ini menjadi pertemuan antara Jalan Gatot Subroto, Jalan Asia-
Afrika, Jalan Sunda, Jalan Kapitan, dan Jalan Ahmad Yani (Kosambi). Alun-alun Bandung terletak
satu kilometer dari pertemuan kelima jalan ini. Kawasan Parapatan Lima berkembang sebagai
bagian dari pusat Kota Bandung dimana awalnya kawasan ini merupakan kawasan perdagangan dan
perkantoran pada masa kolonial Belanda. Saat ini terdapat berbagai fungsi bangunan terutama
bangunan komersial di kawasan Parapatan Lima, seperti pertokoan, perkantoran, rumah toko,
bengkel, warung makan, dan lain-lain. Namun saat ini kondisi artikulasi ruang kawasan mengalami
anomali dari sebagaimana semestinya sebuah simpang lima bekerja. Tujuan penelitian ini untuk
menganalisis kondisi inhabitasi arahjalan terhadap artikulasi ruang pada kawasan Parapatan Lima
Kota Bandung. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan cara
mendeskripsikan keadaan eksisting kawasan Parapatan Lima dan membandingkannya dengan teori
jalan, simpang, dan elemen ruang kota. Data mengenai kawasan dikumpulkan dengan cara observasi
lapangan dan studi pustaka. Data dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu data fisik spasial dan
data aktivitas. Data fisik spasial berupa elemen pembentuk fisik simpang, sementara data aktivitas
berupa arahjalan pada Parapatan Lima Kota Bandung. Kedua data tersebut kemudian dikaitkan
dengan teori tentang ketidaksinkronan untuk membaca dimana letak ketidaksinkronan antara ruang
fisik spasial dengan aktivitas arahjalan pada Parapatan Lima Kota Bandung. Hasil penelitian ini
berusaha menjelaskan peran Parapatan Lima secara formasi fisik spasial dan kontribusi aktivitas
arahkelima jalan, dan pada akhirnya mengetahui bagaimana ketidaksinkronan relasi antara
inhabitasi dengan artikulasi pada kawasan.