Kajian hubungan arsitektur Majapahit dengan arsitektur Keraton Surakarta dan Yogyakarta ditinjau dari tatanan ruang, wujud, ornamentasi, dan tektonika

Show simple item record

dc.contributor.advisor Herwindo, Rahadhian Prajudi
dc.contributor.advisor Histanto, Enrico Nirwan
dc.contributor.author Stein, Ethan
dc.date.accessioned 2024-10-02T06:52:05Z
dc.date.available 2024-10-02T06:52:05Z
dc.date.issued 2023
dc.identifier.other skp46116
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/18867
dc.description 7144 - FTA en_US
dc.description.abstract Kerajaan Hindu-Buddha mulai muncul di Indonesia karena ada pengaruh dengan hubungan dagang dengan negara-negara lain seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang terbesar dengan wilayah kekuasaan yang hampir mencakup Nusantara adalah Kerajaan Majapahit. Kerajaan yang berpusat di Jawa Timur ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan arsitektur di Indonesia, khususnya di pulau Jawa yang merupakan pusat pemerintahan pada masanya. Salah satu faktor penyebab Kerajaan Majapahit runtuh adalah fenomena islamisasi. Hal ini menyebabkan berkembangnya kerajaan Islam secara pesat di Pulau Jawa. Salah satu kerajaan Islam yang besar dan dominan pada masanya adalah Kesultanan Mataram. Keraton yang didirikan pada masa Kesultanan Mataram adalah Keraton Kutagede, Kerta, Plered, Kartasura, dan Surakarta Hadiningrat. Pada tahun 1755, Kesultanan Mataram terpecah akibat perebutan kekuasaan menjadi Kesunanan Surakarta Hadiningrat dan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Oleh karena peristiwa ini, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan pada tahun 1755. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data-data penelitian diperoleh dari studi literatur, observasi lapangan, serta wawancara dengan beberapa ahli. Tujuan dari penelitian adalah mencari hubungan arsitektur Majapahit terhadap bangunan keraton di Surakarta dan Yogyakarta dalam aspek tatanan ruang, wujud, ornamentasi, dan tektonika. Meskipun waktu berdirinya Keraton Surakarta dan Yogyakarta dengan masa Kerajaan Majapahit memiliki rentang waktu yang cukup lama, arsitektur Majapahit tentunya memiliki pengaruh terhadap arsitektur keraton Surakarta dan Yogyakarta, namun terdapat kemungkinan beberapa elemenelemen arsitektur Majapahit yang hilang akibat berkembangnya zaman, peleburan budaya, serta penyesuaian dengan agama Islam. Analisis dilakukan secara komparatif yang disajikan dalam bentuk tabel dan dilengkapi dengan keterangan. Dari analisis komparatif yang telah dilakukan, ditemukan bahwa memang benar terdapat pengaruh arsitektur Majapahit pada Keraton Surakarta dan Yogyakarta yang dapat ditemui dalam aspek tatanan ruang, wujud, ornamentasi, dan tektonika. Kesimpulan yang ditarik dari penelitian ini adalah terdapat kontinuitas dan akulturasi budaya antara budaya Hindu-Buddha dengan Islam, sehingga mempengaruhi desain Keraton Surakarta dan Yogyakarta hingga saat kini. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject TATANAN RUANG en_US
dc.subject TEKTONIKA en_US
dc.subject WUJUD en_US
dc.subject ORNAMENTASI en_US
dc.title Kajian hubungan arsitektur Majapahit dengan arsitektur Keraton Surakarta dan Yogyakarta ditinjau dari tatanan ruang, wujud, ornamentasi, dan tektonika en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6111901074
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0412107301
dc.identifier.nidn/nidk NIDK8844323419
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account