Studi penjajaran arsitektur Kraton Yogyakarta-Surakarta dengan puri di Bali Selatan

Show simple item record

dc.contributor.advisor Herwindo, Rahadhian Prajudi
dc.contributor.author Haryanto, Marvin Setiawan
dc.date.accessioned 2024-10-02T06:30:05Z
dc.date.available 2024-10-02T06:30:05Z
dc.date.issued 2023
dc.identifier.other skp46114
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/18860
dc.description 7142 - FTA en_US
dc.description.abstract Perkembangan tradisi adat dan budaya bermasyarakat yang mengalami perubahan berkelanjutan dimulai pada masa pra-Hindu, masa Kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga masa kini. Kerajaan Majapahit mendirikan koloni di Bali dengan latar belakang Gajah Mada yang ingin mempersatukan wilayah Nusantara dan memperkenalkan banyak praktik serta agama yang hingga kini masih menerus di Pulau Bali. Berlanjut dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit di abad ke-16, kerajaan-kerajaan yang ada di Bali tetap berdiri dan bersifat mandiri dengan Puri sebagai wujud arsitektur yang memiliki keterikatan erat dengan berkembangnya konsepsi kraton yang ada di Pulau Jawa. Dominasi Kerajaan Majapahit ini menimbulkan dualisme antara masyarakat Bali Hindu (wong Majapahit) dan Bali Aga/Mula (Bali asli). Adapun sejatinya, perkembangan Majapahit ini memiliki dua wujud hasil yang berbeda, dimana ke arah barat berkembang dengan adanya perkembangan agama Islam, sedangkan ke arah timur dengan mempertahankan budaya keagamaan Hindu. Atas hal tersebut, muncul perkiraan bahwa bentukan Puri dan Keraton di Jawa sama sama mengacu pada pola Keraton Majapahit. Analisis diharapkan dapat menghasilkan sintesis arsitektural dan apa saja yang mempengaruhi pada bentuk, tatanan, ornamen, dan fungsi yang terkait antara Puri di Bali dengan Kraton di Jawa secara tata ruang, wujud bangunan, ornamentasi serta tektonika bangunan. Data diambil berdasarkan pengamatan observasi lapangan ditinjau dari data fisik yang ada. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analisis. Data yang terkumpul diproses dengan penjajaran antara kraton dan puri ditinjau dari aspek filosofi, tata ruang-massa, wujud, tektonika, dan ornamentasi bangunan. Hasil penelitian menunjukan adanya keterkaitan antara arsitektur puri dan kraton dengan adanya perubahan pada wujud yang dipengaruhi oleh kebudayaan yang berkembang. Adapun pola yang sama masih diterapkan baik pada puri dan kraton, diduga diwariskan dari Majapahit. Budaya yang diwariskan ini dapat mengalami transformasi menjadi bentukan yang baru tetapi masih memiliki kemiripan dengan perbedaan filosofis. Menunjukan penghalusan dari tradisi, dimana penggunaan metafora yang sama dapat ditemukan pada lingkungan yang berbeda. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject KRATON en_US
dc.subject ARSITEKTUR BALI en_US
dc.subject ARSITEKTUR JAWA en_US
dc.subject PURI en_US
dc.subject ARSITEKTUR MAJAPAHIT en_US
dc.title Studi penjajaran arsitektur Kraton Yogyakarta-Surakarta dengan puri di Bali Selatan en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6111901064
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account