Abstract:
Autisme menjadi sebuah isu masalah kesehatan yang memprihatinkan di seluruh
dunia. Angka kenaikan jumlah autisme terus meningkat di Indonesia. Autisme adalah
sebuah gangguan perkembangan yang kompleks pada anak dengan gejala utamanya adalah
kesulitan dalam komunikasi dan fokus. Sesuai dengan UU No. 8 Tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas berisi tentang kesetaraan hak untuk mendapat pendidikan bermutu
dalam segala jenis, jalur, dan jenjang pendidikan. Arsitektur sebagai salah satu cara
berkomunikasi lewat gubahan memiliki peran penting dalam pendidikan bagi kaum
penyandang autisme. Pendidikan menjadi salah satu solusi untuk perkembangan anak-anak
penyandang autisme. Namun dewasa ini arsitektur sekolah kurang memperhatikan dalam
aspek arsitektur sensorik yang sangat penting bagi perkembangan anak.
Untuk menelusuri kesesuaian antara arsitektur dengan fungsi sekolah sebagai tempat
pendidikan bagi anak-anak penyandang autisme, maka penelitian akan mengobservasi
aspek-aspek arsitektur sensorik di sekolah. Indikator kesesuaian akan berdasarkan pada
teori Indeks Autisme ASPECTSS™. Terdapat 7 aspek perancangan yang akan dievaluasi,
yaitu aspek akustik, aspek rangkaian spasial, ruang escape space, elemen pembatas fungsi,
zona transisi, zona sensori, dan keselamatan.
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode penelitian observasi dan deskripsi
secara analitis. Parameter analisis mengacu kepada 7 poin pada indeks autisme
ASPECTSS™ yang ada pada arsitektur sekolah Alam PKBM Alfa Omega.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Sekolah Alam PKBM Alfa Omega sudah cukup
baik dalam memenuhi standar-standar perancangan spasial untuk anak-anak penyandang
autisme. Namun dalam aspek keamanan dan keselamatan masih kurang memenuhi.
Penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran arsitektur pendidikan mengenai
pentingnya aspek-aspek sensorik dalam bangunan dan ruangan. Aplikasi teori arsitektur
sensorik akan memberikan perbedaan perkembangan bagi anak-anak penyandang autisme.