Perkembangan arsitektur Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki ditinjau dari tata ruang dan bentuk

Show simple item record

dc.contributor.advisor Prijotomo, Josef
dc.contributor.author Soesanto, Alexandrina
dc.date.accessioned 2024-10-01T04:00:43Z
dc.date.available 2024-10-01T04:00:43Z
dc.date.issued 2023
dc.identifier.other skp46117
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/18822
dc.description 7145 - FTA en_US
dc.description.abstract Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (PKJ TIM) adalah pusat kesenian terbesar di ibu kota yang didirikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada tahun 1968. Sesuai tujuannya untuk mendukung perkembangan kehidupan seni di Jakarta, pemerintah berupaya untuk meningkatkan standar tinggi kehidupan kesenian. Sejak awal berdirinya PKJ TIM, telah dilakukan berbagai upaya untuk mengembangkan kawasan yang dapat dilihat dari tata ruang, bentuk, serta diduga adanya pengaruh beberapa faktor. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai perkembangan arsitektur Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki ditinjau dari tata ruang dan bentuk. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah mengetahui perkembangan arsitektur kawasan PKJ TIM dari tahun 1968 hingga kini serta faktor yang diduga memengaruhi perkembangan tersebut. Penelitian bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode komparatif yang disusun secara sinkronik dan diakronik. Dalam analisisnya, peneliti akan menyandingkan tata ruang dan bentuk dari tahun ke tahun menggunakan teori DK Ching dan Rob Krier kemudian mengidentifikasi pengaruh perkembangan tersebut bedasarkan latar belakang, konsep, hingga dampak tiap tahunnya. Hasilnya akan disajikan dalam gambar diagram dan tabel. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada pengetahuan bagi pembaca mengenai perkembangan kawasan PKJ TIM dari tahun 1968 hingga kini dan faktor yang memengaruhinya. Selain itu penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian sejenis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan bidang sejarah, arsitektur, dan lainnya. Perkembangan arsitektur PKJ TIM diawali dengan kerinduan seniman untuk memiliki wadah berkegiatan seni di Jakarta pada tahun 1968 sehingga didirikannya Taman Ismail Marzuki sebagai pusat kesenian yang terus dikembangkan hingga tahun 2022. Dalam rentang waktu tersebut, terdapat perubahan konsep rancangan yang dipengaruhi oleh latar belakang yang berbeda. Awalnya, PKJ TIM berorientasi terhadap berkembangnya kesenian dengan memenuhi kebutuhan ruang untuk wadah kegiatan berkesenian. Namun seiring berjalannya waktu, PKJ TIM tidak hanya mempertimbangkan aspek kesenian tetapi juga upaya agar kegiatan dalam PKJ TIM dapat menghidupi kawasannya sendiri. Perkembangan kawasan juga terlihat dari perubahan tata ruang dan bentuknya. PKJ TIM mengalami perubahan tatanan spasial dan sumbu, struktur dan skala bangunan, serta pergeseran hierarki. Namun, perkembangan PKJ TIM belum memiliki ikatan yang kuat antar masa. Hal ini terlihat pada datum, transformasi elemen, dan repetisi yang tidak berkesinambungan antar tahun. Terdapat empat faktor yang diduga memengaruhi perkembangan PKJ TIM, yaitu politik, sosial, budaya, ekonomi. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.title Perkembangan arsitektur Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki ditinjau dari tata ruang dan bentuk en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6111901091
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account