Abstract:
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, bangunan akan semakin membutuhkan banyak
energi listrik hingga mencapai sepertiga emisi global yang menghasilkan Efek Rumah Kaca (ERK)
sehingga lapisan ozon bumi semakin tipis. Penggunaan ventilasi silang melalui bukaan dapat menjadi cara
efektif untuk memperoleh penghematan energi dan kenyamanan termal dalam sebuah bangunan yang
memiliki aktivitas manusia yang padat, seperti Kogarashi Coffee di Jalan Sukaresmi, Bandung. Namun,
kedai kopi beratap tropis dan banyak bukaan ini memiliki kondisi termal yang tidak nyaman. Penelitian ini
ingin mengkaji konsep bukaan dan menganalisis penyebab ketidaknyamanan termal pada Kedai Kopi
Kogarashi yang telah menerapkan konsep ruang terbuka dan atap tropis.
Implementasi ventilasi silang melalui bukaan secara signifikan memungkinkan adanya aliran
sirkulasi udara di sepanjang ruangan Kogarashi Coffee Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif evaluatif, yaitu penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan observasi dan pengukuran langsung di lokasi menggunakan instrumen pengukuran pergerakan
udara dan kondisi termal dengan menggunakan alat anemometer, termometer Wet Bulb Globe , dan kamera
penggambaran termal. Kemudian, dilakukan analisis dari data yang diperoleh dengan menggunakan
perangkat lunak Autodesk CFD ( Computational Fluid Dynamics ) untuk memvisualisasikan pola
pergerakan udara alami dan kondisi termal pada Kedai Kopi Kogarashi. Dilakukan pemaparan kondisi
bukaan eksisting disertai dengan solusi alternatif untuk memaksimalkan penghawaan alami untuk mencapai
kenyamanan termal.
Setelah dilakukan penelitian, konsep bukaan dan pergerakan udara saling berkaitan dengan
kenyamanan termal sehingga pada beberapa sampel tempat mendapatkan hasil dengan nilai positif maupun
negatif sesuai dengan kondisi eksisting. Adanya aspek-aspek seperti kecepatan pergerakan udara,
kelembapan udara, suhu udara, pembayangan, dimensi bukaan, dan aktivitas manusia akan berpengaruh
terhadap optimalnya kenyamanan termal pada bangunan. Kekurangannya terletak pada bukaan yang harus
dikontrol oleh pihak pengelola sehingga pergerakan udara tetap stabil dan merata. Kelebihan terletak pada
fleksibilitas konsep desain bukaan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan penghawaan udara alami
setiap ruang.