Abstract:
Sektor energi sedang mengalami krisis di berbagai belahan dunia. Meskipun
demikian, penggunaan gas untuk memenuhi kebutuhan industri di Indonesia terus
meningkat dari tahun ke tahun. Terdapat dua pemain utama produksi dan pengolahan gas
bumi Indonesia yang adalah badan usaha milik negara: PT Perusahaan Gas Negara Tbk
(PGN), perusahaan publik, dan PT Pertagas, perusahaan swasta dan anak perusahaan PT
Pertamina Indonesia. Pada 2014, ketika pemerintah mendorong merger antara kedua
perusahaan. Namun, hal ini baru tercapai pada Desember 2018 di mana PGN berhasil
mengakuisisi PT Pertamina Gas (Pertagas) dengan mengambil alih kepemilikan 51%
saham Pertagas dan empat anak usahanya dengan nilai transaksi Rp 20,18 triliun. Setelah akuisisi, perusahaan tidak mampu mempertahankan kinerja keuangannya. Hal ini dapat terlihat dari turunnya pendapatan dan laba tahun berjalan. Maka dari itu, penulis ingin menganalisis kinerja keuangan PT Perusahaan Gas Negara Tbk setelah mengakuisisi PT Pertamina Gas. Penelitian ini membahas mengenai kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari hasil analisis vertikal dan horizontal, dan analisis rasio. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengumpulan data yang digunakan berupa studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan tahun 2018 sampai 2021. Berdasarkan hasil penelitian, kinerja keuangan PT Perusahaan Gas Negara pada tahun 2019 dan 2020 menurun. Hal ini ditandai dengan pendapatan neto perusahaan yang menurun dan berujung pada kerugian pada tahun 2020. Pada analisis rasio keuangan,
didapatkan bahwa secara keseluruhan pada tahun 2019 dan 2020 perusahaan memiliki
kinerja keuangan yang menurun. Namun pada tahun 2021, kinerja keuangan perusahaan
kembali membaik dengan ditandai perusahaan kembali mendapatkan laba. Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi perusahaan sehingga mengalami kerugian pada tahun
2020, seperti pandemi covid-19 dan perkembangan regulasi mengenai penetapan harga
gas di Indonesia. Selain itu, ada juga faktor yang mempengaruhi perusahaan sehingga
berhasil kembali mendapatkan keuntungan, seperti membaiknya makroekonomi dan
industri serta keberhasilan perusahaan mengimplementasikan strategi dan kebijakan yang
ada.