Apropriasi arsitektur Wrightian dalam Gemeentehuis (Balai Kota) Bandung 1935

Show simple item record

dc.contributor.advisor Wijayaputri, Caecilia S
dc.contributor.author Gerard, Christopher Kent
dc.date.accessioned 2024-09-09T08:32:31Z
dc.date.available 2024-09-09T08:32:31Z
dc.date.issued 2022
dc.identifier.other skp44993
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/18553
dc.description 6537 - FTA en_US
dc.description.abstract Arsitektur sebagai suatu karya seringkali mengapropriasi dan diapropriasi—perlu diketahui bahwa kata apropriasi tidak mengandung stigma moral—negatif maupun positif (Young, 2008: 18). Berdasarkan karya tulis “Telaah Kandungan Regionalisme-Kritis pada Gedung Sate: Apropriasi Arsitektur Dinasti Mughal”, Gedung Sate mengapropriasi arsitektur Dinasti Mughal—yang juga merupakan apropriasi arsitektur dinasti-dinasti Indo-Islam dan India (Riady et al, 2022: 13). Temuan tersebut mengantar penelitian untuk membedah apropriasi dalam bangunan pemerintahan Hindia Belanda lainnya, yaitu massa adisi Gemeentehuis (Balai Kota) Bandung 1935. Berdasarkan tulisan Katam (2014) dan pengamatan langsung, GH Bandung 1935 memiliki karakteristik arsitektur Wrightian. GH Bandung 1935 menarik untuk diteliti karena: bersifat simbolik; jarang dimuat dalam tulisan; serta diduga merupakan pemaksaan budaya. Apropriasi dalam GH Bandung 1935 berbeda dengan Gedung Sate—yang merupakan apropriasi budaya non-kaukasoid (non-kulit putih Eropa dan Amerika) (Dinasti Mughal). Apropriasi dalam GH Bandung 1935 diduga merupakan wujud pemaksaan budaya kaukasoid pada Bandung. Perancangan arsitektur mengkini yang mengapropriasi langgam romantic art deco Bandung perlu memerhatikan karakter sebagai medium agar tidak menyampaikan pesan serupa. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perwujudan apropriasi arsitektur dalam GH Bandung 1935. Penelitian menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada massa pengembangan bangunan gedung Gemeentehuis (Balai Kota) Bandung pada tahun 1935 (sekarang kantor Wali Kota Bandung). Pengumpulan data dilakukan melalui tinjauan pustaka dan observasi, dilanjutkan deskripsi arsitektur Wrightian dan GH Bandung 1935. Analisis dilakukan dengan membandingkan karakter arsitektur Wrightian dengan GH Bandung 1935. Kesimpulan ditarik dari persamaan non-tipikal, persamaan dan perbedaan karakter arsitektur Wrightian dengan GH Bandung 1935. Kesimpulan berupa perwujudan apropriasi arsitektur Wrightian dalam Gemeentehuis (Balai Kota) Bandung 1935. GH Bandung 1935 mengapropriasi arsitektur Wrightian dalam wujud: 1. Komposisi (proporsi, perletakan, tingkatan); 2. Elemen penyusun (ragam, bentuk); 3. Nilai warna; 4. Tekstur; 5. Siluet; 6. Penggunaan ornamen; 7. Konsep ornamen; 8. Bentuk ornamen. GH Bandung 1935 cenderung mengapropriasi arsitektur prairie Frank Lloyd Wright—terwujud dalam proporsi, perletakan, tingkatan, ragam dan bentuk elemen penyusun, nilai warna, tekstur—ketimbang organic architecture—hanya terwujud dalam proporsi, siluet. Ornamen GH Bandung 1935 cenderung mengapropriasi organic architecture—terwujud dalam penggunaan, konsep, bentuk—ketimbang arsitektur prairie FLW—hanya terwujud dalam penggunaan. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject APROPRIASI en_US
dc.subject ARSITEKTUR WRIGHTIAN en_US
dc.subject EMEENTEHUIS (BALAI KOTA) BANDUNG 1935 en_US
dc.title Apropriasi arsitektur Wrightian dalam Gemeentehuis (Balai Kota) Bandung 1935 en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6111801122
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0420018007
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account