Abstract:
Xing Fu Tang merupakan brand asal Taiwan yang resmi masuk ke Indonesia pada
tahun 2019 hingga menimbulkan antrian panjang. Namun saat ini, keadaannya
berbanding terbalik karena Xing Fu Tang nampak sepi pengunjung. Kemudian
penulis melakukan observasi terhadap store Xing Fu Tang dan mendapati bahwa
dihari weekdays ataupun weekend store tetap terlihat sepi bila dibandingkan dengan kompetitornya. Kemudian penulis juga melakukan preliminary research dengan mewawancarai 20 orang dan mendapati hasil bahwa sebanyak 75% atau sejumlah 15 responden tidak berminat untuk membeli ulang produk Xing Fu Tang. Alasan utamanya adalah responden merasa harga yang ditawarkan terlalu mahal, rasa dari minuman tersebut tidak enak, dan responden lebih memilih membeli brand lain. Maka dari itu, penulis menilai terdapat masalah pada persepsi harga dan kualitas produk Xing Fu Tang yang membuat niat beli ulang konsumen rendah
dibandingkan dengan brand yang paling sering dibeli. Maka, dalam penelitian ini
penulis juga membandingkan antara Xing Fu Tang dengan brand yang paling sering
dibeli oleh konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara persepsi pada harga (X1) dan kualitas produk (X2) terhadap niat beli ulang (Y) Xing Fu Tang dan brand yang paling sering dibeli. Penelitian ini merupakan explanatory research untuk memberikan penjelasan atas hubungan antar variabel serta gejala serta masalah yang dialami Xing Fu Tang melalui uji hipotesis. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif dimana penulis mengambil sampel sebanyak 200 responden yang menyukai bubble drink, pernah membeli dan mengonsumsi produk Xing Fu Tang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan penyebaran kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi linear berganda.
Penulis juga menggunakan alat bantu IBM SPSS 25 dan mendapatkan hasil bahwa persepsi harga (X1) dan kualitas produk (X2) berpengaruh secara simultan terhadap variabel niat beli ulang baik itu pada brand Xing Fu Tang maupun brand yang paling sering dibeli. Kemudian pada hasil koefisien determinasi Xing Fu Tang mendapati hasil bahwa kontribusi persepsi harga (X1) dan kualitas produk (X2) adalah sebesar 61,1%, sedangkan pada brand yang paling sering dibeli kontribusi variabel persepsi harga (X1) dan kualitas produk (X2) lebih besar yakni sebesar 67,9%. Hal ini dapat dikarenakan dari hasil analisis deskriptif Xing Fu Tang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan brand yang paling sering dibeli. Dari persamaan regresi linear berganda Xing Fu Tang didapati bahwa variabel Niat Beli Ulang (Y) dapat dijelaskan oleh persepsi harga 𝑋1 sebesar 0.508 dan kualitas produk 𝑋2 sebesar 0.474 dan untuk persamaan
linear berganda brand yang paling sering dibeli Niat Beli Ulang (Y) dapat
dijelaskan oleh persepsi harga X1 sebesar 0.664 dan kualitas produk X2 sebesar
0.264.