Abstract:
Kawasan Pecinan merupakan salah satu wujud peninggalan kultur budaya, dimana
masyarakat Tionghoa tinggal bermukim di Kawasan Indonesia untuk bertahan hidup. Adapun sifat
minoritas keberadaan orang Tionghoa yang bermukim di kawasan kota di Indonesia membuat
timbulnya suatu kawasan tinggal yang didominasi oleh orang Tionghoa dikarenakan adanya rasa
aman dalam bermukim bersama. Melalui perkembangan waktu pastinya kawasan Pecinan yang
dianggap sebagai pusat bermukim orang Tionghoa memiliki sifat yang unik dan memberi citra baru
pada kawasan kota, sebagaimana orang Tionghoa rata - rata berprofesi sebagai pedagang dan
memiliki sifat atau gaya hidup yang dapat dikatakan berbeda. Sehingga kerap kawasan Pecinan
terletak pada kawasan pusat kota, hal ini terjadi untuk mempermudah terjadinya aktivitas
perdagangan bagi masyarakat kota. Meskipun demikian pastinya kawasan Pecinan yang berada pada
kawasan kota Indonesia memiliki sifat aktivitas yang berbeda, hal ini dapat dipengaruhi melalui
adanya perbedaan cara hidup maupun kultur budaya yang dimiliki oleh masing - masing Pecinan
kota. Dengan demikian penelitian ini berfokus pada komparasi aktivitas terhadap pembentukan citra
kawasan antara dua kawasan Pecinan yang terdapat pada kawasan Kota Cirebon (Kawasan
Kanoman) dan Kota Yogyakarta (Kawasan Ketandan).
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi pengaruh aktivitas terhadap
citra kawasan Pecinan Cirebon dan Yogyakarta serta mengidentifikasi komparasi persamaan serta
perbedaannya yang akan diteliti melalui literatur buku Kevin Lynch yang berjudul The Image Of
The City dan buku Paul Oliver yang berjudul The Encyclopedia Of Vernacular Architecture Of The
World. Metode yang akan digunakan adalah dengan metode deskriptif kualitatif, dimana peneliti
akan mendeskripsikan hasil observasi aktivitas langsung terkait kondisi kawasan serta dalam
mendukung penelitian juga akan menggunakan metode sekunder yaitu melalui literatur terkait guna
kejelasan data dalam berlangsungnya penelitian. Sehingga hasil penelitian diharapkan dapat menjadi
ilmu pengetahuan baru dalam menambah wawasan serta penelitian ini dapat menjadi pembelajaran
masyarakat kawasan agar tetap membudidayakan kawasan Pecinan setempat.