Abstract:
Nikel merupakan sumber daya mineral yang bersumber dari bijih nikel sulfida dan
nikel laterit. Nikel umum dijumpai dalam bentuk senyawa seperti nikel hidroksida yang
dapat diaplikasikan secara luas salah satunya dalam pembuatan baterai. Pengaplikasian nikel
yang cukup luas membuat persedian nikel menurun, oleh karena itu diperlukannya
pemanfaatan sumber mineral sekunder seperti katalis bekas (spent catalyst) yang
mengandung unsur nikel dalam jumlah yang banyak. Perolehan kembali nikel yang
terkandung dalam katalis bekas dapat dilakukan dengan metode presipitasi. Presipitasi
merupakan suatu proses pemisahan dengan prinsip perbedaan kelarutan. Metode presipitasi
umum digunakan karna memiliki keuntungan seperti proses yang dilakukan mudah, ramah
lingkungan, mudah dikendalikan dan ekonomis.
Pada penelitian ini akan dilakukan proses perolehan kembali nikel dari spent catalyst
menggunakan metode ekstraksi-presipitasi. Sampel spent catalyst terlebih dahulu diekstrak
menggunakan larutan asam sulfat 2,5 M, larutan hasil ekstrak tersebut adalah larutan yang
akan digunakan untuk proses presipitasi. Proses presipitasi dilakukan secara bertahap dengan
penambahan natrium hidroksida 5 M hingga mencapai pH optimum untuk presipitasi.
Berdasarkan hasil penelitian pendahulu, diperoleh logam nikel dengan tingkat kemurnian
yang cukup tinggi (88,35 %), namun masih ditemukan partikel yang saling beraglomerasi.
Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan dengan memvariasikan jenis surfaktan
seperti sodium dodecyl sulphate (SDS), cetyl trimethylammonium bromide (CTAB),
polyethylene glycol 6000 (PEG 6000), dan pengaplikasian sonikasi untuk mencegah
aglomerasi antar partikel. Analisa yang dilakukan adalah uji kadar nikel dalam fasa cair
menggunakan spektrofotometer Uv-Vis dan uji padatan untuk mengetahui karakteristik
presipitat yang dihasilkan menggunakan XRF, dan PSA.
Penambahan surfaktan CTAB (1%-b), PEG 6000 (1%-b), dan SDS (0,02%-b)
dengan dan tanpa sonikator pada proses presipitasi dapat mengurangi konsentrasi logam
nikel dalam larutan sebesar ±98-99%. Proses presipitasi tersebut menghasilkan kemurnian
nikel hidroksida yang lebih kecil (±1-2%), dibandingkan kemurnian nikel hidroksida tanpa
menggunakan surfaktan yang bernilai 91,138%. Selain itu, presipitat nikel hidroksida yang
disintesis dengan penambahan surfaktan dan perlakuan sonikator dapat mengurangi
distribusi ukuran partikel. Dalam penelitian, penambahan surfaktan SDS pada konsentrasi
CMC dengan adanya perlakuan sonikator terlihat signifikan pada pengurangan distribusi
ukuran partikel serta menghasilkan ukuran partikel rata-rata yang paling kecil yaitu sebesar
281,2 nm.