Abstract:
Briket merupakan gumpalan yang terbuat dari bahan lunak, umumnya berasal dari
limbah pertanian, yang dikeraskan dan bersifat kompak, keras dan padat. Briket arang
merupakan salah satu bahan bakar padat dengan kandungan zat terbang yang cukup rendah
sehingga asap yang dihasilkan pada saat pemanfaatannya tidak akan mengganggu kesehatan
dari penggunanya. Briket arang dibuat dari biomassa menggunakan metode karbonisasi dan
dibriket menggunakan bantuan perekat alami. Pada penelitian ini, digunakan buah bintaro
sebagai bahan baku briket arang. Pemilihan buah bintaro sebagai bahan baku disebabkan
oleh kurangnya pemanfaatan buah bintaro karena mengandung racun Cerberin sehingga
tidak dapat dikonsumsi. Selain itu, buah bintaro memiliki kandungan lignoselulosa dan nilai
kalor yang cukup baik apabila dibandingkan dengan biomassa lainnya.
Bagian buah bintaro yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit buah bintaro
dan campuran dari ketiga bagian (kulit, daging, dan biji) buah bintaro. Pada proses
pembuatannya, variabel yang divariasikan adalah temperatur karbonisasi, yaitu 600ºC dan
800ºC serta kadar perekat digunakan, yaitu 8% dan 10%. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagian buah bintaro, temperatur karbonisasi, dan kadar perekat yang
menghasilkan briket arang dengan kualitas terbaik. Hasil analisa terbaik adalah briket arang
dengan kadar air, kadar abu, dan volatile matter yang rendah serta kadar fixed carbon yang
tinggi. Selain itu, briket yang baik akan memiliki durasi pembakaran yang lama dan nilai
laju pembakaran yang rendah. Rancangan percobaan yang dilakukan adalah metode desain
faktorial 2 faktor dengan melihat effect dari tiap variabel.
Bagian kulit buah bintaro merupakan bagian buah yang akan menghasilkan briket
arang dengan performa terbaik. Kenaikan temperatur karbonisasi akan menghasilkan briket
dengan hasil analisis proksimat (kadar air, kadar abu, volatile matter dan fixed carbon) yang
lebih baik dan akan memengaruhi nilai kalor serta laju pembakaran. Penggunaan perekat
dengan konsentrasi lebih tinggi akan menghasilkan analisis proksimat (kadar air, kadar abu,
volatile matter dan fixed carbon) yang kurang baik dan akan berpengaruh terhadap nilai kalor
serta laju pembakaran pada briket yang dihasilkan. Berdasarkan analisis proksimat dan uji
pembakaran, briket arang yang paling mendekati SNI adalah briket arang dengan variasi
bagian kulit buah bintaro dengan kadar perekat 8% dan temperatur karbonisasi 800ºC.