Abstract:
Jeruk termasuk ke dalam famili Rutaceae merupakan komoditas buah terbesar
ketiga yang ditanam dan dihasilkan di Indonesia, dengan nilai produksi mencapai 2,5 juta
ton buah. Buah ini banyak kaya akan kandungan antioksidan, vitamin, mineral, dan lainnya
yang umumnya diolah buah dan kulitnya saja. Hal tersebut menyebabkan kemungkinan
penambahan limbah pada bagian jeruk lain yang tidak dapat dikonsumsi atau diolah secara
langsung, yaitu biji.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji manfaat lain dalam biji jeruk agar
menjadi suatu produk fungsional dengan identifikasi masalah yang lebih luas, seperti
kemampuannya sebagai antibakteri dan senyawa lain yang terkandung di dalamnya.
Penelitian ini dilakukan menggunakan biji jeruk Citrus limon untuk mempelajari pengaruh
variabel metode ekstraksi dan pelarut yang digunakan terhadap yield ekstrak dan
selektivitas senyawa terekstrak dari ekstraksi dengan fluida superkritis CO2 dan subkritis
air dengan ekstraksi pembanding konvensional menggunakan soxhlet. Selain itu, pengaruh
dari variasi tersebut akan diidentifikasi pengaruhnya terhadap efektivitas ekstrak sebagai
antibakteri.
Untuk mendapatkan ekstrak dan mengisolasi senyawa non-polar dalam biji jeruk
Citrus limon, digunakan metode yang termasuk ke dalam alternatif aplikasi green solvent
yaitu fluida superkritis CO2 dan subkritis air untuk senyawa yang lebih polar. Prinsip dari
ekstraksi fluida superkritis CO2 adalah menggunakan fluida CO2 pada kondisi
superkritisnya untuk memanfaatkan sifat fisika-kimia pada fluida pelarut berada diantara
fasa gas dan cair, sedangkan fluida subkritis air memanfaatkan kondisi operasi di atas titik
didih air dengan penggunaan tekanan untuk mempertahankan fasa cairnya. Ekstrak yang
diperoleh akan dilakukan analisis terkait senyawa yang terkandung dengan metode GC-MS
dan dilakukan uji aktivitas antibakteri pada bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia
Coli menggunakan metode sumuran.
Hasil dari ekstraksi biji Citrus limon dengan metode ekstraksi dan pelarut berbeda,
menunjukan yield terbesar diperoleh metode konvensional pelarut methanol (48,85%) dan
pelarut heksana (25%), diikuti dengan subkritis air (20,19%), dan superkritis CO2 (1,22%).
pengujian dengan memanfaatkan GC-MS menunjukan bahwa senyawa yang terekstrak dari
biji jeruk Citrus limon pada pelarut non-polar mengandung banyak senyawa terpenoid,
sedangkan pada pelarut polar mengandung banyak senyawa alkaloid dengan manfaat dari
ekstrak yang diperoleh adalah antioksidan, antifungal, antibakteri, dsb. Selain itu, ekstrak
biji tersebut efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus Aureus dan
Escherichia Coli.