Abstract:
Konjac glukomanan merupakan senyawa dalam tanaman Konjac atau porang.
Ekspor porang cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya di Indonesia. Akan tetapi,
porang yang diekspor setiap tahunnya merupakan porang yang belum diolah atau berbentuk
porang mentah. Porang mentah dapat ditingkatkan nilai jualnya dengan dimodifikasi.
Modifikasi asetilasi dilakukan dengan menambahkan gugus asetil pada Konjac glukomanan
dengan mereaksikan asetat anhidrida pada Konjac murni. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh rasio asetat anhidrida dan pH selama proses asetilasi terhadap derajat
substitusi Konjac glukomanan serta mengetahui karakteristik Konjac glukomanan yang
terasetilasi seperti kadar air, kelarutan, swelling power, kemampuan penyerapan air,
kejernihan, kekerasan, daya rekat, dan daya regang.
Pada percobaan pendahuluan, dilakukan penentuan pelarut dan penentuan pH.
Berdasarkan hasil dari percobaan pendahuluan, didapatkan pelarut yang dapat digunakan
bagi peneliti untuk reaksi asetilasi adalah etanol 96% (b/b). pH yang dapat digunakan untuk
reaksi asetilasi adalah pH 6 sehingga dilakukan variasi pada percobaan utama yaitu rasio
asetat anhidrida : AGU (mol/mol) (0,3, 0,6, dan 0,9), dan pH (4, 6, dan 8)
Dari hasil penelitian ini, didapatkan pH dan rasio asetat anhidrida : AGU (mol/mol)
yang menghasilkan derajat substitusi tertinggi (0,205) adalah pH 4 dan rasio asetat anhidrida
: AGU (mol/mol) 0,3. Semakin tinggi derajat substitusi, maka semakin tinggi nilai
kelarutannya, namun semakin rendah nilai kadar air, swelling power, kemampuan
penyerapan air, dan kejernihannya. Semakin tinggi derajat substitusi, maka semakin rendah
hardness, adhesiveness, dan stringiness.