Abstract:
Gedung Tjipta Niaga merupakan bangunan cagar budaya yang berdiri pada tahun 1913 pada zaman kolonial Belanda. Bangunan yang berlokasi di kawasan Kota Tua Jakarta ini dulunya berfungsi sebagai perusahaan perbankan dan perniagaan yang bernama Internationale Crediet - en Handelsvereeniging Rotterdam (International Credit and Trade Association Rotterdam). Bangunan yang berumur 109 tahun ini merupakan warisan sejarah Bangsa Indonesia yang telah mengalami beberapa perubahan fungsi. Saat ini, Gedung Tjipta Niaga hanya merupakan bangunan kosong yang berfungsi sebagai ruang sewa untuk tempat pemotretan dan perfilman. Butuh upaya konservasi cagar budaya yang tidak hanya memulihkan kondisi fisik bangunan saja, namun juga menghidupkan kembali jiwa bangunan agar mampu menjadi karya arsitektur yang menaungi kegiatan pengguna di dalamnya, maka dalam penelitian ini dilakukan upaya adaptive reuse. Upaya adaptasi merupakan salah satu langkah konservasi cagar budaya dengan menyesuaikan fungsi baru ke dalam bangunan cagar budaya, sesuai dengan kebutuhan sosial dan lingkungan masa kini. Perubahan yang dilakukan terbatas dan mempertahankan muka bangunan. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan kondisi, sejarah, dan konteks (sosial, lingkungan, dan regulasi) yang memiliki kaitan dengan Gedung Tjipta Niaga. Data yang diperoleh akan dianalisis berdasarkan nilai konservasi, nilai arsitektur, kelebihan dan kekurangan bangunan, serta potensi dan kendala kawasan sekitar. Analisis ini akan diolah lebih lanjut menggunakan analisis SWOT, demi mendapatkan strategi – strategi yang sesuai dalam perumusan usulan fungsi baru bagi Gedung Tjipta Niaga. Setelah itu akan dilakukan evaluasi berdasarkan prinsip adaptive reuse, untuk mendapatkan fungsi yang paling sesuai dalam upaya adaptive reuse pada Gedung Tjipta Niaga. Hasil dari penelitian adalah kombinasi fungsi toko/ retail dan galeri, sebagai fungsi yang paling sesuai dalam penerapan upaya adaptive reuse pada Gedung Tjipta Niaga. Fungsi tersebut dipilih berdasarkan kesesuaian dengan kebutuhan lingkungan dan sosial sekitar, serta kebutuhan ruang di dalamnya. Dengan keberadaan fungsi toko/ retail dan galeri di Kawasan Cagar Budaya Kota Tua Jakarta, hendaknya Gedung Tjipta Niaga mampu mencapai potensi maksimalnya sebagai karya arsitektur dan menghidupkan lingkungan, ekonomi, dan sosial bagi komunitas Kota Tua dan sekitarnya.