Abstract:
Rumah tinggal didefinisikan sebagai rumah yang hanya digunakan untuk tempat tinggal
dan pelindung dari alam. Salah satu aspek kenyamanan yang diperlukan dalam rumah tinggal yaitu
kenyamanan termal. Kenyamanan termal dapat dipengaruhi berbagai faktor, seperti temperatur,
radiasi, dan kecepatan angin. Kecepatan angin dapat menjadi salah satu faktor kenyamanan termal
yang paling berdampak karena perannya dalam proses ventilasi dan pendinginan bangunan.
Ventilasi bangunan umumnya berasal dari bukaan bangunan. Hal ini berarti bukaan ventilasi
bangunan secara tidak langsung menjadi faktor turunan dari kenyamanan termal. Desain ventilasi
pada bangunan dapat secara langsung menentukan kemudahan aliran udara untuk masuk ke dalam
bangunan, sehingga terjadi penghawaan yang dapat menurunkan suhu ruangan dan mencapai
kenyamanan termal. Objek studi adalah berupa rumah tinggal di Kota Baru Parahyangan,
Kecamatan Bandung Barat, yang dirancang berdasarkan konsep ‘rumah bernapas’ yang
mengimplementasikan banyak bukaan, tetapi realitanya, setelah melakukan pengukuran awal
terhadap suhu dan kecepatan angin nyata, bangunan terbilang kurang memenuhi standar
kenyamanan termal dan tidak mencapai kenyamanan termal dan kecepatan angin yang diharapkan.
Tujuan penelitian adalah mengetahui kondisi kenyamanan termal, mengindentifikasi
pengaruh desain ventilasi terhadap kenyamanan termal serta merumuskan strategi untuk
mengoptimalkan pola pergerakan angin dan kecepatan udara untuk mencapai kenyamanan termal
pada rumah tinggal di Kota Baru Parahyangan.
Metode penelitian menggunakan metode deskriptif evaluatif dengan pendekatan
kuantitatif. Data diperoleh dari hasil observasi, studi pustaka, pengukuran nyata, serta simulasi angin
dengan Autodesk Revit dan Autodesk CFD. Data diolah ke dalam ET Nomogram, kemudian
dianalisis berdasarkan standar kenyamanan termal dari SNI 03-6572-2001. Data kemudian
dimasukkan ke dalam simulasi sehingga mampu dirumuskan strategi optimalisasi untuk
kenyamanan termal dan pergerakan aliran angin pada objek.
Kesimpulan penelitian adalah kenyamanan termal pada rumah eksisting adalah nyaman
optimal setelah data diolah ET Nomogram. Aliran udara dalam ruang tidak terasa. Hal ini
menunjukkan bahwa desain ventilasi masih dapat ditingkatkan kembali. Desain ventilasi dapat
mempengaruhi kenyamanan termal melalui perbedaan kecepatan aliran udara yang terjadi sehingga
mampu menurunkan suhu sebesar 0°C – 0,7°C derajat. Strategi optimalisasi desain ventilasi berhasil
menghasilkan meningkatkan pergerakan udara pada ruang dalam bangunan rumah sebesar 0,1 – 0,5
m/s.