Abstract:
Daerah Banten sebelum masuknya Islam sudah dikenal oleh bangsa asing seperti Cina, India, Arab, dan Eropa sebagai kawasan yang strategis dalam jalur perdagangan laut. Mengingat lokasinya yang strategis pada jalur perdagangan laut, maka terdapat kemungkinan besar bahwa daerah ini juga digunakan oleh kerajaan bercorak Hindu Buddha pada masa itu, khususnya Majapahit yang pernah menguasai dan membawa pengaruh di nusantara, sebagai pelabuhan untuk perdagangan jalur laut. Setelah runtuhnya Majapahit sekitar awal abad ke-16, kota-kota pesisir yang dipengaruhi oleh pedagang Arab dengan corak Islam mulai berkembang, seperti halnya Banten. Kesultanan Banten pada awal berdirinya juga dirintis oleh Cirebon dan Demak. Mengingat bahwa Kesultanan Banten (bercorak Islam) berdiri pada era transisi Hindu-Buddha menuju Islam di Jawa, maka ada kemungkinan masih terdapat pengaruh Hindu Buddha khususnya Majapahit sebagai kerajaan besar terakhir yang ada sebelum Islam pada peradaban Banten, terutama secara sosok arsitektur dan tata kota nya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apa pengaruh arsitektur era Majapahit dengan arsitektur Islam di Banten terutama pada tatanan ruang, sosok, dan ornamen yang digunakan pada peninggalan islam periode awal. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan penelitian yang deskriptif, diperoleh dari studi literatur, observasi lapangan, dan juga wawancara terhadap pengurus objek-objek terkait. Analisis yang dilakukan adalah berdasarkan tata ruang, sosok, dan ornamen sebagai tolok ukur yang dapat dilihat secara fisik pada peninggalan yang ada. Objek yang ada di Banten akan disejajarkan dengan objek pembanding dari Majapahit, Cirebon, dan juga kompleks Masjid Sendang Duwur. Hasil analisis disajikan dalam tabel deskriptif berupa identifikasi pengaruh Majapahit terhadap peninggalan di Banten, yang dikuatkan dengan objek Cirebon dan Masjid Sendang Duwur. Dari hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa peninggalan di Banten memang benar mendapatkan pengaruh dari Majapahit secara tata ruang, sosok, dan ornamennya. Penelitian ini dibatasi pada ada atau tidaknya unsur Majapahit pada arsitektur Banten, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti tafsir makna dan evolusi arsitektur yang terjadi antara sosok dan ornamen, proporsi atribut Majapahit menuju Banten.