Abstract:
Dengan perkembangan teknologi pencahayaan dan eksplorasi arsitektur, menciptakan konsep media fasad, yaitu tampilan layar LED yang terintegrasi ke dalam fasad sebuah bangunan. Pengaplikasian media fasad pada Mal Living World bertujuan untuk menciptakan daya tarik visual pengunjung potensial untuk mampir dan berbelanja. Namun, gangguan dari pencahayaan LED yang atraktif dan dinamis, dan terang berlebihan dari tampilan visual LED dibandingkan dengan lingkungan di sekitarnya menghasilkan kontras. Hal ini berdampak pada bentukan arsitektur dan ketidaknyamanan visual yang mengganggu aktivitas manusia pada lingkungan disekitarnya.
Penelitian yang bersifat evaluatif ini menggunakan metode komparasi, yaitu membandingkan data lapangan dengan kajian literatur; eksploratif-deskriptif untuk menganalisis data; mengeksplorasi dampak dan penyebab yang dijelaskan secara deskriptif. Pengukuran luminansi media fasad dilakukan secara langsung dengan alat ukur luminance meter sedangkan pengukuran iluminasi secara digital menggunakan program dialux evo untuk mendapatkan hasil yang presisi.
Penelitian menyimpulkan bahwa pencahayaan media fasad Mal Living World sebagai sumber polusi cahaya, dengan tingkat luminansi yang melampaui hingga 1,5 kali dari standar CIE berdampak pada peningkatan iluminasi vertikal bidang jendela fasad bangunan (light trespass), yang memengaruhi ketidaknyamanan visual terkait kontras, penilaian silau dan warna cahaya tertentu. Upaya meminimalkan dampak polusi cahaya dapat dilakukan dengan pertimbangan jarak dan arah mandang, penggunaan material non-reflektif, peredupan luminer media fasad menggunakan sensor kondisi langit, menghindari penggunaan warna putih atau biru, karena sel rhodopsin (reseptor peka cahaya) sensitif terhadap gelombang pendek.