Pergeseran citra kawasan Pecinan Cirebon pada periodisasi kolonial - kemerdekaan - pasca kemerdekaan

Show simple item record

dc.contributor.advisor Pujianto, Franseno
dc.contributor.author Jonatan, Alvin
dc.date.accessioned 2024-07-22T08:53:51Z
dc.date.available 2024-07-22T08:53:51Z
dc.date.issued 2022
dc.identifier.other skp44987
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/17813
dc.description 6531 - FTA en_US
dc.description.abstract Kota Cirebon pada awalnya merupakan kota pantai yang memiliki karakter heterogen. Hal ini dikarenakan perannya sebagai kota pelabuhan dan perdagangan sekaligus memiliki empat Karaton, yaitu Karaton Kasepuhan, Karaton Kanoman, Karaton Kaceribonan, dan Karaton Keprabonan. Pelabuhan Cirebon memiliki peran penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran Nusantara sejak abad ke-15 Masehi sehingga banyak sekali permukiman dari banyak kalangan tinggal di kota pantai ini. Pada abad ke-15 Belanda mulai masuk ke kota Cirebon yang sudah berkembang menjadi Entreport perdagangan. VOC sendiri menerapkan peraturan Passenstelsel yang mengharuskan adanya surat jalan untuk membatasi ruang gerak masyarakat agar mudah untuk diatur dan peraturan Wijkenstelsel dimana mengharuskan etnik - etnik untuk tinggal di daerah yang ditentukan yang sangat berpengaruh terhadap wajah fisik kota Cirebon. Kota Cirebon dibagi menjadi 3 wilayah besar, yaitu: daerah orang Eropa (Europeesche Wijk), daerah orang Cina (Chinezen Wijk) dan orang Timur asing lainnya (Vreemde Oosterlingen), dan daerah tempat tinggal orang pribumi setempat. Hal ini adalah awal mula terbentuknya kawasan pecinan sebagai tempat tinggalnya masyarakat cina. Masyarakat Cina di Pecinan kebanyakan menjadi perantara atau distributor antara pribumi penghasil produk pertanian ke golongan Eropa. Oleh sebab itu pecinan terletak diantara wilayah pribumi dan orang Eropa dan terletak dekat dengan pasar tradisional sebagai tempat jual beli dan pertukaran barang eceran. Karena posisinya yang berada di tengah maka daerah pecinan sering digunakan sebagai daerah penyangga jika terjadi keributan atau perlawanan antara kaum pribumi dan Eropa. Pecinan yang menjadi titik temu aktivitas perdagangan antara semua kalangan menjadi titik utama percampuran budaya dikarenakan kombinasi kepadatan yang tinggi serta intensitas kegiatan ekonominya. Permukiman ini mengalami pertumbuhan dan perubahan hingga menjadi bentuk seperti sekarang. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan citra permukiman Pecinan Cirebon melalui identifikasi perubahan elemen permukiman melalui buku Image Of The City oleh Kevin Lynch. Untuk mengetahui perkembangan citra perlu membandingkan elemen-elemen fisik itu berdasarkan peta terlama yang dapat ditemukan yaitu peta pada era kolonial hingga peta tahun 2022. Selain dengan data arsip, ada juga data lain bersumber dari observasi langsung dan wawancara untuk memperoleh kesimpulan bahwa perggeseran Citra Kawasan Pecinan Cirebon sangat berubah dan masih mempertahankan nilai budaya Tionghoa didalamnya. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject CITRA en_US
dc.subject PECINAN en_US
dc.subject PERGESERAN en_US
dc.subject ELEMEN FISIK PERMUKIMAN en_US
dc.title Pergeseran citra kawasan Pecinan Cirebon pada periodisasi kolonial - kemerdekaan - pasca kemerdekaan en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6111801199
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0408068602
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account