Pelestarian Budaya Bali dalam arsitektur bangunan-bangunan utama Resort Maya Ubud, Bali

Show simple item record

dc.contributor.advisor Sombu, Alwin Suryono
dc.contributor.author Christopher, Reynaldi
dc.date.accessioned 2024-07-22T07:35:31Z
dc.date.available 2024-07-22T07:35:31Z
dc.date.issued 2022
dc.identifier.other skp44971
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/17809
dc.description 6521 - FTA en_US
dc.description.abstract Sebuah daerah yang berada di jantung Pulau Bali yaitu Ubud dijuluki sebagai spirit of Bali. Masyarakat Ubud melestarikan Budaya Bali dengan konsisten selama berabad-abad. Namun, keberadaan arsitektur Bangunan-Bangunan Utama Maya di Ubud yang bergaya Non-Bali sangat diminati oleh turis lokal dan non-lokal. Penelitian ini membahas wujud-wujud Kebudayaan Bali dalam Arsitektur Resort Maya Ubud khususnya pada bangunan-bangunan utamanya, beserta interpretasi jenis tindakan pelestarian yang telah dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analitik dengan penjabaran data lapangan dan membuat analisis berdasarkan pendekatan Teori Arsitektur, Teori Kebudayaan dan Teori Pelestarian. Objek penelitian dilihat berdasarkan susunan fisik elemen arsitektur mencakup bentuk bangunan dan bentuk tapak. Aspek bangunan, dikategorikan sebagai elemen selubung luar (atap, fasad, entrance, ornamen/dekorasi) dan selubung dalam (komposisi ruang, plafon, dinding, lantai, ornamen/dekorasi). Sedangkan pada aspek tapak, pembahasan dikerucutkan pada ruang luar sekitar bangunan meliputi lingkungan tapak sekitar (pelataran, selasar, ampiteater) dan benda-benda terkait (Ornamentasi). Budaya Bali dilihat sebagai wujud-wujud sistem ide, sistem sosial dan sistem fisik pada Bangunan Utama. Relasi antar Kebudayaan dan Arsitektur diinterpretasikan dalam konteks waktu masa kini, sehingga diperlukan reinterpretasi terhadap pemahaman pelestarian Budaya Bali dalam Arsitektur Resort Maya Ubud. Sistem ide merupakan adaptasi dari filosofi Tri Hita Karana dilihat pada zonasi ruang dengan membentuk keseimbangan hubungan antara Tuhan-Manusia-Alam, filosofi Manik Ring Cupupu dipreservasi pada area-area publik dengan mempertahankan dan memanfaatkan alam di sekitar, filosofi Desa Kala Patra mendukung gaya Arsitektur Tradisional Bali untuk membentuk ruang dan suasana Bali dengan pola baru menyesuaikan dengan tuntutan zaman. Wujud ide juga didukung oleh konsep arsitektur Bali seperti Rwa Bhineda untuk menciptakan keharmonisan antara kekuatan yang berlawanan, konsep Tri Angga dan Tri Loka untuk memperlihatkan hierarkis tempat, serta konsep Nawa Sanga untuk membentuk keseimbangan alam secara horizontal; Sistem sosial kebudayaan Bali masi dijaga dengan baik melalui tindakan preservasi mempertahankan budaya keramahan tegur sapa tradisi, pakaian adat, dan ritual spiritual; Serta sistem fisik sebagai wujud nyata yang dapat dilihat berdasarkan klasifikasi bangunan, material, dan warna dengan adaptasi terhadap tuntutan zaman dan preservasi Arsitektur Tradisional Bali untuk memperlihatkan bangunan non-Bali yang layak berada di Bali. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject ARSITEKTUR NON-BALI en_US
dc.subject PELESTARIAN en_US
dc.subject BUDAYA BALI en_US
dc.title Pelestarian Budaya Bali dalam arsitektur bangunan-bangunan utama Resort Maya Ubud, Bali en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6111801004
dc.identifier.nidn/nidk NIDK8984450022
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account