Abstract:
Seiring dengan adanya interaksi antara katalis dengan reaktan mengakibatkan kejenuhan pada katalis. Katalis yang sudah kehilangan aktivitas katalitiknya disebut dengan spent catalyst. Spent catalyst Co-Mo/-Al2O3 tergolong sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) karena masih mengandung kandungan senyawa logam berat dan berbahaya seperti molibdenum (Mo), kobalt (Co), vanadium (V), nikel (Ni), aluminium (Al) dan lain-lain yang dapat mencemari lingkungan apabila dibuang langsung ke lingkungan tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Limbah katalis ini perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan cara me-recovery kandungan ion logam yang terkandung di dalamnya agar dapat dimanfaatkan kembali. Terdapat 3 unsur yang cukup tinggi yang terkandung dalam spent catalyst catalyst Co-Mo/-Al2O3 yaitu aluminium (Al), molibdenum (Mo), dan kobalt (Co). Maka dari itu, penelitian ini akan difokuskan untuk me-recovery ion alumunium (Al), molibdenum (Mo), dan kobalt(Co) dari spent catalyst dengan proses leaching ion logam.
Spent catalyst yang akan digunakan pada penelitian ini berasal dari PT Pertamina yang diayak dengan ayakan -200 mesh. Penelitian ini akan menggunakan metode leaching ion logam. Proses leaching dilakukan dengan menggunakan asam sulfat 1M dan air subkritik dengan variasi temperatur yakni 30, 50, 70, dan 90oC. Pada temperatur 90oC akan dilakukan perubahan konsentrasi asam sulfat dengan kondisi pH mendekati air subkritik yaitu pH 5. Lama waktu leaching untuk metode konvensional adalah 240 menit dan metode subcritical water extraction adalah 55 menit, pulp density sebesar 10% (b/v). Sampel penelitian akan dianalisis kadar Aluminium (Al), Molibdenum (Mo), dan kobalt (Co) dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan atomic absorption spectroscopy.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa leaching spent catalyst Co-Mo/-Al2O3 dengan menggunakan pelarut asam sulfat (H2SO4) sebesar 1 M selama 240 menit dengan variasi temperatur operasi 30, 50, 70, dan 90oC akan menghasilkan persentase recovery ion logam aluminium, molibdenum, dan kobalt secara berturut-turut sebesar 18,67%; 37,43%; dan 11,58% pada temperatur 30oC; 35,34%; 21,94%; dan 12,19% pada temperatur 50oC; 66,15%; 12,91%; dan 13,31% pada temperatur 70oC; dan 71,84%; 7,78%; dan 15,55% pada temperatur 90oC. Persentase recovery ion logam aluminium, molibdenum, dan kobalt optimum (50 bar; 250oC; 55 menit) yang diperoleh dengan menggunakan metode SWE lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional, yaitu sebesar 5,03%; 1,23%; dan 1,61%. Berdasarkan persentase recovery ion logam yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pelarut asam anorganik seperti asam sulfat akan menghasilkan perolehan ion logam yang lebih besar daripada penggunaan pelarut air subkritik, serta seiring dengan meningkatnya temperatur perolehan ion logam aluminium dan kobalt akan meningkat, sedangkan molibdenum akan menurun.