Abstract:
Plastik telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dengan kehidupan manusia dan
terus digunakan dalam sektor industri seperti agrikultur, kesehatan, konstruksi, kemasan, dan
tekstil. Plastik biasanya terbentuk atas rantai polimer minyak bumi seperti polipropilen,
polikarbonat, polivinil klorida, polietilena, dan masih banyak lagi. Sekitar 50 % dari plastik
yang diproduksi hanya digunakan sekali pakai dan langsung dibuang. Hal ini mengakibatkan
dampak negatif pada lingkungan karena limbah plastik yang terus menumpuk. Plastik yang
biodegradable dapat menjadi solusi terhadap permasalahan tersebut. Salah satu bahan baku
plastik biodegradable adalah polisakarida seperti pati dan xanthan gum. Xanthan gum
memiliki sifat yang dapat diurai oleh alam, namun memiliki sifat fisik yang kurang baik
untuk dijadikan bahan baku plastik biodegradable yaitu hidrofilik. Maka dari itu, diperlukan
modifikasi xanthan gum untuk memperbaiki sifat fisiknya.
Pada penelitian ini dilakukan reaksi transesterifikasi xanthan gum (sebagai bahan
baku utama) dengan minyak kelapa sawit (sebagai reagen) dalam media CO2 bertekanan.
Variabel yang akan dilihat pengaruhnya pada penelitian ini adalah perubahan fisika akibat
kondisi CO2 bertekanan dan nilai ester content yang diakibatkan oleh reaksi transesterifikasi.
Nilai ester content pada penelitian ini akan dilihat pengaruhnya pada variasi rasio reagen
minyak kelapa terhadap xanthan gum (4, 5, dan 6 mol/mol XGU) dan variasi temperatur
operasi (120, 130, dan 140 °C) dengan katalis K2CO3 dan tekanan 120 bar. Karakterisasi
produk asam lemak dilakukan dengan serangkaian analisis, seperti analisis nilai DS dengan
metode titrasi asam basa serta analisis instrumen yaitu analisis TGA, DSC, FTIR, SEM, dan
XRD.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan variasi rasio reagen 5 mol/mol XGU
dan temperatur 140 °C memberikan nilai EC terbesar yaitu 550,34. Selain itu, variasi rasio
reagen 6 mol/ mol XGU dan temperatur 130 °C memberikan nilai EC terkecil yaitu 299,94.
Hasil analisis FTIR menunjukkan adanya peningkatan absorbansi gugus C=O dan CH serta
penurunan absorbansi -OH pada produk xanthan gum termodifikasi. Analisis XRD
menunjukkan semakin besar nilai EC, maka kristalinitas produk akan semakin rendah.
Analisis SEM menunjukkan produk xanthan gum termodifikasi memiliki jarak antar partikel
yang kecil dibandingkan xanthan gum native. Selain itu, analisis TGA menunjukkan produk
xanthan gum termodifikasi lebih stabil terhadap termal, terlihat dari semakin besarnya
temperatur degradasi dan semakin rendahnya massa yang hilang selama pemanasan.