Abstract:
Dalam era globalisasi saat ini, kesehatan seringkali menjadi salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan. Hal ini dikarenakan banyaknya penyakit yang disebabkan oleh penumpukan radikal bebas berlebih di dalam tubuh. Untuk mengurangi keberadaan radikal bebas diperlukan adanya antioksidan. Antioksidan dapat diperoleh salah satunya dari tanaman kelor (fenolik dan flavonoid). Antioksidan pada tanaman kelor dapat diperoleh dengan melakukan ekstraksi pada bagian tanaman salah satunya dari bagian daun. Proses ekstraksi antioksidan dari daun kelor ini dapat dilakukan dengan berbagai metode, baik secara konvensional maupun novel. Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal, dapat dilakukan modifikasi terhadap proses ekstraksi seperti dengan memberikan perlakuan awal berupa lisis menggunakan ultrasonikasi kepada daun kelor yang akan diekstrak.
Pada penelitian ini, proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan 3 metode, yaitu ekstraksi dengan lisis ultrasonikasi + maserasi, lisis ultrasonikasi + superkritik CO2 (SC-CO2), dan Ultrasound Assisted Extraction (UAE). Variasi yang dilakukan adalah 3 variasi waktu ultrasonikasi (10, 20, dan 30 menit) serta 2 variasi temperatur ultrasonikasi (30 dan 50 °C). Antioksidan dari daun kelor yang berhasil diekstrak kemudian diuji dengan menggunakan 4 metode analisis yaitu analisis % perolehan ekstrak, analisis total fenolik, analisis total flavonoid, dan analisis aktivitas antioksidan dengan DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan awal berupa lisis menggunakan ultrasonikasi tidak dapat memberikan hasil ekstraksi yang baik dimana % perolehan, total fenolik, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan yang diperoleh cenderung kecil. Metode penelitian yang dapat menghasilkan ekstrak terbaik secara keseluruhan adalah metode UAE – maserasi dengan lama waktu ultrasonikasi 10 menit dan temperatur waterbath ultrasonicator bath 30 °C. Hasil analisis ekstrak menggunakan metode tersebut adalah perolehan sebesar 14,81 %; total fenolik sebesar 278,92 ppm GAE; total flavonoid sebesar 385,67 ppm QE; dan nilai IC50 sebesar 110,78 (aktivitas antioksidan sedang). Ekstrak daun kelor yang diperoleh juga masih mengandung kadar residu etanol melebihi batas yang diizinkan oleh BPOM. Kadar alkohol paling rendah diperoleh menggunakan metode ekstraksi UAE – SC-CO2 (5,36-5,91 % (w/v)).